Dua korban longsor dirawat di ruang Puskesmas Bentar, Salem, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (22/2/2018). (Foto: Antara/Oky Lukmansyah)

JAKARTA, iNews.id – Sebanyak 13 orang hingga kini belum diketahui nasibnya dalam peristiwa longsor yang terjadi di Perbukitan Lio, Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Brebes, Jawa Tengah. Tim SAR gabungan bersama Basarnas terus berupaya mencari korban longsor dengan peralatan manual.

Dua alat berat berupa eksavator yang sudah tiba di lokasi bencana belum bissa dioperasikan karena tanah di lokasi masih labil dan terjadi pergerakan tanah, sehingga rawan terjadi longsor susulan. Sementara jumlah korban meninggal dunia akibat bencana itu bertambah jadi tujuh orang.

Kepala Humas Pusat Data Informasi BNPN Sutopo Purwonugroho mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Komandan Kodim 0713 Brebes untuk menanggulani bencana tanah longsor tersebut. "Dari identifikasi ada 13 orang hilang," ujar Sutopo di Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (23/2/2018).


Dari data di Posko Darurat Bencana Longsor di Salem, ke-13 orang yang masih hilang itu di antaranya Rasminah, Turkiah, Haryanto, Sarmah, Dastip, Tasrinah, Sujono, Kuswanto, Suwirso, Rustam/Rusyadi, Casti, Marsui, dan Wastim Wahyu.

Sutopo memaparkan, luas longsoran itu mencapai 16,8 hektare dan panjang longsoran dari mahkota longsor sampai titik terakhir mencapai sekitar satu kilometer. Lebar longsoran di mahkota longsor 120 meter, sedangkan lebar longsoran di bagian bawah itu 240 meter. Dengan ketebalan tanah longsor mencapai 5-20 meter dan perkiraan volume tanahnya 1,5 juta meter kubik.

"Inilah yang menghambat proses pencarian dan penyelamatan evakuasi korban. Penggunaan lahan di bagian atas adalah hutan pinus. Tidak ada permukiman di sepanjang lintasan longsor tersebut dan ini murni bencana alam," tutur dia.

Sutopo mengatakan, longsor di Desa Pasirpanjang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, murni bencana alam. "Longsor terjadi di hutan produksi milik Perhutani. Longsor terjadi bukan karena perubahan konservasi lahan atau tata ruang," kata Sutopo.

Sutopo mengatakan longsor terjadi di hutan pinus dengan kondisi topografi adalah perbukitan dengan kemiringan lereng agak curam sampai curam.

Berdasarkan Peta Prakiraan Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Februari 2018 di Kabupaten Brebes, daerah bencana terletak pada zona potensi terjadi gerakan tanah tinggi. "Artinya, pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal. Tidak ada permukiman, murni bencana alam," tuturnya.

Longsor diperkirakan disebabkan hujan deras yang terjadi dua minggu sebelumnya selama terus menerus sehingga menyebabkan gerakan tanah.

Air hujan yang turun terus menerus masuk ke dalam retakan dan mengisi pori-pori tanah hingga ke batu napal yang akhirnya menjadi bidang gelincir yang menyebabkan tanah di atasnya meluncur ke bawah.

Luasan longsor mencapai 16,8 hektare dengan panjang longsoran satu kilometer. Lebar mahkota longsor mencapai 120 meter, sedangkan lebar di bagian bawah 240 meter.

"Ketebalan longsor mencapai lima meter sampai 20 meter dengan volume diperkirakan mencapai 1,5 juta meter kubik," jelasnya.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network