Tembakau srinthil Temanggung tumbuh di kaki dan lereng Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Prau. (tangkapan layar IG @gnfi)

TEMANGGUNG, iNews.id – Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dikenal sebagai penghasil tembakau yang memiliki kualitas dan nilai ekonomis tinggi. Salah satunya tembakau srinthil.

Dalam video yang diunggah Instagram @gnfi menyampaikan deskripsi bahwa srinthil dapat diartikan sebagai tembakau yang bisa diikuti dengan gemuruh. Konon daun tembakau yang bakal menjadi srinthil ditandai dengan cahaya kuning kegelapan tengah malam.

Sebagian masyarakat percaya cahaya itu diturunkan oleh para Dewa dari langit. Tembakau dari Temanggung dikenal dengan kualitas yang baik dibanding berbagai jenis tembakau dari berbagai daerah.

Area tembakau tersebar di 15 kecamatan yang membentang di kaki dan lereng Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Prau.

Tembakau srinthil sering dikenal dengan nama tembakau laut. Tembakau ini sering digunakan sebagai bahan racikan atau bled. Untuk membuat produksi kretek komposisi tembakau Temanggung berkisar antara 12 hingga 24 persen.

Salah satu faktor yang membuat tembakau srinthil bisa ditanam di Temanggung adalah teknik penanaman dan pemeliharaannya yang masih menggunakan kearifan lokal.

Tidak hanya srinthil tembakau biasa yang ditanam juga dipastikan mengandung kadar nikotin yang tinggi. Karena itu tak heran Temanggung bisa menghasilkan tembakau srinthil dengan kualitas baik dan nilai ekonomi tinggi.

Dalam akun Instagram @gnfi juga menuliskan caption dengan judul Tembakau Srinthil, Si Pembawa Keberuntungan Asal Temanggung Masyarakat sekitar di Temanggung berpendapat bahwa nama “Srinthil” sendiri berasal dari kata “sri-ne” dan “ngintil”.

Sri adalah seorang dewi keberuntungan, sedangkan ngintil artinya mengikuti. Maka dari itu, srinthil dapat diartikan sebagai tembakau yang diikuti dengan keberuntungan.

Unggahan video tersebut mendapat beragam tanggapan netizen. “modal main tembakau gak dikit se'enggaknya modal 2M.. apalagi kalo mau setor ke pabrik sprt djarum, gudnag garam, samporna, apalagi djisamsoe ama diplomat paling susah tembakaunya.. tembakau setok aman sampe 8th kedepan jd yg kita udud itu tembakau 8th yg lalu dgn kualitas masih terjaga, makanya pabrik rokok itu semakin makmur kalo ada kenaikan cukai petani lemes, pengepul ngos2an,” tulis akun.  @preman.campuz “Memang tidak diragukan lagi tembakau srinthil,” ucap akun @yoyokwicak76

Sementara mengutip dari website resmi Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung menyebutkan tembakau Temanggung diolah menjadi tembakau rajangan. Mutu yang diperoleh dipengaruhi oleh posisi daun pada batang, semakin tinggi posisi daunnya, semakin tinggi juga mutunya. Makin tinggi posisi daunnya, makin tinggi juga kadar nikotinnya.

Selain posisi daun, ketinggian tempat penanaman juga sangat besar pengaruhnya terhadap mutu yang dihasilkan. Tembakau Temanggung ditanam dilahan dengan ketinggian 600 m dpl hingga 1.600 m dpl. 

Perbedaan ketinggian tempat berpengaruh besar terhadapa umur tanaman tembakau. Semakin tinggi tempatnya, umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin dalam daun juga semakin panjang. Keadaan tersebut mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.

Tembakau yang disebut dengan srinthil hanya dapat terjadi di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat dapat menghasilkan srinthil. Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil srinthil, mutu istimewa tersebut hanya dapat terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering. 

Pada kondisi demikian daun yang berpotensi menjadi mutu srinthil, dapat diketahui setelah diperam 5 hari. Ciri-ciridaun tersebut adalah berubah warna menjadi coklat kehitaman, tumbuhnya puthur (semacam hifa jamur berwarna kuning) dan mengeluarkan cairan dan aroma seperti alkohol. 

Daun tembakau yang diperam tersebut tidak busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat, tetapi menjadi hancur menggumpal, bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.

Beberapa peneliti pasca panen mengamati pada tembakau yang sedang diperam tersebut tumbuh beberapa macam mikroorganisme semacam jamur yang berwarna kuning, yang oleh petani disebut sebagai puthur kuning. 

Usaha untuk membuat mutu srinthil dengan memanfaatkan mikroorganisme tersebut (setelah diisolasi, inokulasi dan disemprotkan) tidak berhasil, karena mikroorganisme tersebut tidak berkembang. 

Berdasarkan informasi dari para penghasil srinthil, varietas yang dapat menjadi srinthil adalah Kemloko; Kemloko 1 dan 2. Sedangkan daerah-daerah yang bisa menghasilkan srinthil adalah Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network