KENDAL, iNews.id - Keterbatasan fisik tidak menghalangi untuk berkarya di tengah situasi pandemi Covid-19. Seorang pria difabel di Kabupaten Kendal yang memiliki bisnis penyewaan sound system, kini berinovasi membuat alat roasting kopi elektrik yang mendatangkan untung jutaan rupiah.
Sugeng (44) difabel asal Dusun Mijen, Desa Merbuh, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal tidak mau menyerah dengan kondisi pandemi. Dia berusaha memutar otak agar bisa bertahan setelah usaha pembuatan gitar dan sound system yang digelutinya terdampak pandemi Covid-19.
Sejak hampir setahun, dirinya nyaris tidak mendapatkan pesanan. Sempat mencoba membuat kendaraan roda tiga khusus untuk kaum difabel, namun juga ikut terdampak karena jarang pesanan. Ia melihat peluang ketika banyak bermunculan kedai kopi di wilayah Kendal dan sekitarnya.
Sugeng mulai mengolah barang tidak terpakai untuk dijadikan alat roasting biji kopi. Bahan yang digunakan yakni tabung gas yang ujungnya dipotong dan sudah dibersihkan. Bagian dalam tabung diberi beberapa penyekat dari plat supaya biji kopi green bean yang dimasak bisa rata matangnya.
Tabung lalu diberi penutup yang tengahnya dilubangi, dan diberi pipa. Fungsinya untuk memasukkan green bean dan mengeluarkan kopi jika telah masak. Setelah tabung jadi, Sugeng membuatkan tempat duduknya. Di bawah dudukan tersebut, ketinggiannya disesuaikan dengan kompor gas untuk membakar tabung yang berisi kopi.
“Alat roasting kopi berkapasitas dua kilogram. Harganya Rp2 juta per unit, termasuk kompornya,” kata Sugeng Priyono, Rabu (18/8/2021).
Sugeng berharap PPKM tidak diperpanjang lagi, sehingga masyarakat bisa kembali menggelar hajatan. Dengan demikian, bisnis sewa sound system miliknya kembali menggeliat. Termasuk bisnis pembuatan gitar dan modifikasi kendaraan difabel kembali bangkit.
Salah seorang pengusaha kopi rumahan, Slamet Priyatin mengaku kagum melihat alat roasting kopi elektrik buatan Sugeng. Jika membeli alat roasting buatan pabrik harganya mahal, dan kapasitas terlalu besar. Mengingat kedai kopinya masih kecil, ia memutuskan untuk membeli satu unit.
“Alat roasting kopi elektrik tersebut lebih ekonomis dan hasilnya tidak berbeda dengan alat roasting kopi buatan pabrik,” ucap Slamet Priyatin.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait