Ganjar Pranowo menyantap kupat lengko, makanan khas Tegal, di Pasar Margasari, Tegal, Senin (5/3/2018). (Foto: DOK iNews)

DEMAK, iNews.id – Perwakilan ratusan petani garam di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), menyampaikan sejumlah keluhan kepada Gubernur Jateng nonaktif Ganjar Pranowo, setelah buka puasa bersama di Desa Babalan, Sabtu (19/5/2018) sore. Mereka berharap Ganjar bisa memberikan solusi.

Salah seorang petani garam di daerah itu, Romadon, mengaku kesulitan membeli membran garam yang menjadi modal utama petambak dalam memproduksi garam. Membran hanya dijual di koperasi tambak garam sehingga petani yang tidak memiliki kelompok kesulitan membeli.

“Kami harus jadi anggota koperasi dulu supaya bisa membeli membran garam,” kata warga Desa Babalan RT02/RW02, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak itu.

Selain itu, harga membran garam juga terlalu tinggi. Untuk ukuran 100x4 meter per segi mencapai Rp3,3 juta. “Sementara di Surabaya, harga Rp2 juta itu untuk ukuran yang sama. Kami berharap Pak Ganjar bisa memberi solusi bagi kami,” ujar Romadon.

Menanggapi hal itu, Ganjar menyarankan petani garam membentuk kelompok. Sebab, kelompok menjadi identitas agar pemerintah mudah mengawasi sekaligus memberikan berbagai bantuan kepada petani. ”Sekarang buat kelompok, nanti kami dampingi. Saya ada bantuan membran dari kelautan perikanan. Nanti saya beri pelatihan juga,” kata Ganjar.

Mengenai tingginya harga membran garam, politikus PDI Perjuangan itu, menyarankan petambak nonkelompok untuk berani meminjam ke perbankan sebagai modal. Cagub Jateng bernomor urut 1 itu bahkan menawarkan para petani garam untuk mengajukan pinjaman modal dengan bunga ringan di Bank Jateng.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengutarakan keinginannya memajukan produksi garam lokal dengan mendirikan pabrik garam berkualitas di beberapa daerah di Jateng. Ganjar optimistis pembangunan pabrik garam berkualitas dapat memenuhi berbagai kebutuhan garam masyarakat, baik kebutuhan industri, farmasi, maupun rumah tangga.

“Kita mampu kok, meski kualitasnya buruk. Kita masih harus memperbaiki kualitas. Contohnya ada teknologi ulir pakai membran, ternyata kualitasnya bisa bagus,” ujarnya.


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network