SOLO, iNews.id – Bank Indonesia (BI) turun tangan membantu Samin (53) penjaga sekolah di Kota Solo yang uang Rp50 juta miliknya rusak parah dimakan rayap. Petugas BI ikut membantu merekontruksi uang yang rusak agar bisa ditukar dengan yang baru.
“Melihat kondisi fisik uang yang tersisa telah menjadi potongan serpihan, maka perlu dilakukan rekonstruksi agar luasan sisa uang dapat memenuhi syarat minimal 2/3 ukuran aslinya,” kata Kepala BI Cabang Solo, Nugroho Joko Prastowo melalui keterangan tertulis,” Kamis (15/9/2022).
Mengingat Samin kesulitan, BI Solo memberikan bantuan untuk melakukan rekonstruksi sisa uangnya pada Selasa (13/9/2022) dan Rabu (14/9/2022) dengan hasil masing-masing Rp9.910.000 dan Rp10.310.000.
Sedangkan pada Kamis (15/9/2022) telah dilakukan penyerahan uang penggantian kepada Samin sebesar Rp20.220.000. Jumlah tersebut merupakan hasil optimal yang dapat dilakukan BI dalam membantu penjaga sekolah SD Negeri Lodjiwetan, Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasarkliwon, Kota Solo tersebut.
Dikatakannya, BI Solo secara rutin memberikan layanan penukaran uang rupiah rusak atau uang rupiah cacat kepada masyarakat sepanjang memenuhi persyaratan yang telah diatur.
Uang rusak atau cacat adalah uang rupiah yang ukuran atau fisiknya telah berubah atau berbeda dari ukuran aslinya, antara lain dalam kondisi terbakar, berlubang, hilang sebagian, robek, dan mengerut.
Sedangkan atas uang rupiah yang hilang atau musnah karena sebab apapun, maka BI tidak memberikan penggantian. Penukaran uang rupiah rusak/cacat diberikan terhadap uang rupiah yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dan belum dicabut atau ditarik dari peredaran.
Pemesanan penukaran uang rupiah rusak atau uang rupiah cacat di BI dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemesanan penukaran melalui PINTAR (https://pintar.bi.go.id/).
“Kami juga mengimbau masyarakat dapat menabung dan menyimpan uang rupiah di perbankan dan atau pada lembaga keuangan formal lainnya yang lebih aman, baik dari sisi risiko kerusakan fisik uang maupun dari risiko kehilangan uang,” ujarnya.
Terhubungnya masyarakat ke perbankan dan lembaga keuangan lainnya, juga dapat turut meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Uang yang disimpan di perbankan juga dapat lebih mudah ditransaksikan secara nontunai menggunakan berbagai macam kanal pembayaran, baik yang berbasis kartu maupun secara digital melalui mobile banking dan QRIS yang tentunya lebih cepat, mudah, murah, aman, dan handal.
Masyarakat agar senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik, salah satunya melalui 5 Jangan, yaitu jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi.
Kondisi uang rupiah yang baik akan memudahkan dalam mengenali ciri keasliannya. Sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di NKRI serta sebagai simbol kedaulatan negara, maka masyarakat berperan penting untuk turut menjaga uang rupiah. Salah satunya memperlakukan uang dengan baik melalui cinta, bangga, dan paham rupiah.
Sementara atas bantuan BI Solo, Samin memberikan apresiasi dan mengajak masyarakat untuk menjaga uang rupiah. Salah satunya tidak menyimpan sembarangan uang di rumah, dan membiasakan menabung di bank.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait