PEMALANG, iNews.id - Objek wisata Candi Batur di Kabupaten Pemalang menyimpan keunikan yang sulit dijumpai di daerah lain. Kawasan ini dihuni ribuan monyet yang cukup bersahabat dengan manusia.
Objek wisata Candi Batur berada di Pemalang selatan dengan nuansa alam perdesaan yang sejuk. Terletak di dataran tinggi Gunung Slamet, lokasinya strategis mudah dijangkau.
Lokasi Candi Batur tepatnya berada di jalan raya Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Pemalang. Rute jalur menuju Purwokerto-Randudongkal-Pemalang.
Candi Batur merupakan hutan lindung yang dihuni ribuan monyet berbagai jenis, di antaranya yang mendominasi adalah monyet ekor panjang.
Ketika mengunjungi Candi Batur, tak ubahnya seperti berada di kebun binatang. Sebab ribuan monyet bertengger di pohon, pelataran halaman Candi Batur hingga pinggir jalan raya.
Pengendara yang melintas dapat berhenti untuk singgah atau beristirahat di rest area yang disediakan di Candi Batur.
Uniknya, begitu berhenti dan masuk ke area ini maka akan disambut kawanan monyet yang lucu seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan makanan.
Kawanan monyet sering mengundang tawa geli pengunjung. Bagaimana tidak, monyet-monyet itu tak segan-segan iseng mencopot spion sepeda motor pengunjung yang terparkir. Kemudian dibawa kabur naik ke atas pohon sambil menunjukkan tingkah lucunya.
Seperti berkaca menggunakan spion di atas pohon tak ubahnya seperti gadis sedang berias di depan cermin. Untuk mengambil spion yang dibawa lari monyet, bisa menjadi hiburan tersendiri bagi pengunjung.
Sebab harus merayu terlebih dahulu dengan berbagai cara, mulai dari memberikan makanan seperti kacang kulit atau pisang, dan bahkan minuman botol. Tujuannya agar sang monyet bersedia melepaskan spion yang digenggam.
Salah satu pengunjung, Joko, warga Kecamatan Pulosari mengatakan, dirinya sengaja datang bersama istri dan anak untuk melihat kelucuan monyet-monyet yang ada di Candi Batur.
"Bagus, pemandangan indah banyak monyetnya," kata Joko, Rabu (11/1/2023).
Tak hanya itu, keberadaan objek wisata Candi Batur juga menjadi berkah bagi warga sekitar untuk mengais rezeki dengan berjualan aneka rupa, mulai dari mulai makanan untuk monyet yang ditawarkan pada pengunjung, hingga warung-warung makanan tampak berjajar di sepanjang jalan dan rest area.
Pemilik warung sekitar Candi Batur, Atun (45) mengatakan, keberadaan objek wisata ini membuat warga sekitar turut mendapat pemasukan tambahan.
Kades Bulakan, Sigit Pujiono mengatakan, Candi Batur merupakan hutan milik desa yang luasnya sekitar 4 hektare. Sedangkan monyet-monyet yang ada di wilayah itu sudah ada sejak zaman dulu.
"Ada sekitar empat kelompok monyet, koloninya masing-masing, dan jenisnya monyet ekor panjang, tapi jinak dengan manusia," kata Sigit.
Warga menjaga kearifan lokal di tempat tersebut dan tidak ada satu pun yang berani menebang pohon-pohon.
"Kami sudah bentuk pengelola desa wisata, pengembangannya kami bertahap, karena kami tidak serta merta membangun semua di situ karena balik lagi terkait dengan pendanaan. Tapi kami sudah bentuk pengelola, Pokdarwis, dan Perdes-nya, sehingga sudah terorganisasi dengan baik," katanya.
Terkait pengembangan pembangunan objek wisata Candi Batur ke depan, Sigit menyebut pihaknya akan terus melakukan pengembangan dengan tetap menjaga kesakralan yang ada di Candi Batur, sehingga eksistensinya tetap terjaga dengan baik secara alami.
"Ada wacana, tetapi tetap kami jaga kesakralannya sehingga eksistensinya tetap terjaga," ucapnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait