SEMARANG, iNews.id - Gempa bumi dengan magnitudo 4.2 yang mengguncang kawasan Muria, Kudus, Pati, Demak, Jepara dan sekitarnya, Rabu (22/5/2019) siang pukul 11. 22 WIB dipicu aktivitas sesar Muria.
Guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di Kudus, Pati, Jepara dan sekitarnya dalam skala intensitas II-III MMI (Modified Mercally Intensity). Masyarakat dilaporkan sempat berlarian keluar rumah akibat terkejut dan panik akibat guncangan yang terjadi secara tiba-tiba.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diduga kuat akibat aktivitas Sesar Muria.
“Sesar Muria ini memiliki magnitudo maksimum (Mmax) 6,2 dengan laju geser sesar sekitar 1 mm per tahun,” kata Daryono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/5/2019).
Dia menjelaskan, zona tersebut secara tektonik cukup kompleks karena ada beberapa sesar aktif, seperti Sesar Lasem, Sesar Muria, Pati Thrust, serta sesar mikro yang tersebar di daratan dan di lepas pantai Laut Jawa. “Semua sesar ini pernah aktif dan ada catatan aktivitasnya hasil monitoring BMKG,” ujarnya.
Daryono memaparkan, Sesar Lasem sebagai sesar dengan kelurusan paling panjang, menempati suatu depresi dengan sumbu yang berarah baratdaya-timurlaut. Ciri morfologi lain yang mengindikasikan keberadaan sesar ini adalah sebuah pola kelurusan dari selatan Semarang ke arah timurlaut melewati Lasem dan menerus ke Laut Jawa. 
Sementara itu, Sesar Muria terletak membujur melintasi Gunung Muria ke arah utara hingga mencapai pesisir pantai utara. “Selain Sesar Lasem dan Sesar Muria, masih ada lagi sekitar sesar aktif lain yaitu Sesar Kendeng Segmen Semarang dan Segmen Purwodadi, ditambah masih ada 7 (tujuh) sesar mikro lainnya yang tersebar di lepas pantai Laut Jawa di sekitar zona Semenanjung Muria,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, gempa Muria yang terjadi saat ini, jika ditinjau letak episenternya tampak tepat terletak di jalur Sesar Muria. Karakteristik kedalaman hiposenter sangat dangkal hanya 10 kilometer menunjukkan bahwa aktivitas gempa ini dibangkitkan oleh sesar aktif.
Sesar aktif yang memiliki sejarah gempa merusak, seperti halnya seismogenik lainnya yang tersebar di Jawa Tengah tampaknya perlu dicermati, mengingat periode ulang gempa yang sangat mungkin terjadi.
"Khususnya di Muria, dimana peristiwa gempa ini seolah mengingatkan kita semua, bahwa zona seismogenik Muria dan sekitarnya memang masih aktif," katanya.
Diketahui, gempa bumi berkekuatan 4,2 Skala Richter (SR) mengguncang barat Laut Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (22/5/2019) pukul 11.22 WIB. Getaran gempa dirasakan skala II-III MMI di Kudus, Demak dan Jepara.
Berdasarkan data BMKG, lokasi episenter gempa ada pada titik koordinat 6.69 Lintang Selatan (LS) dan 110.78 Bujur Timur (BT). Pusat gempa berada di darat berjarak 14 kilometer (Km) Barat Laut Kudus dengan kedalaman 32 Km.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait