PURWOREJO, iNews.id - Sekelompok warga melakukan aktivitas di Terminal Kongsi Purworejo saat malam hari. Terminal digunakan untuk beragam kegiatan seni dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Dalam keseharian, Terminal Kongsi Purworejo diisi sekitar 50 angkutan kota (angkot) dengan jam operasional sampai pukul 17.00 WIB. Selepas itu, terminal sepi tak ada aktivitas.
Melihat peluang itu, sekelompok warga sekitar terminal memberanikan diri untuk berkegiatan mengisi keheningan malam. Mereka membuat kegiatan yang dinamakan Bukan PSK atau Bukan Pasar Seni Kongsi.
Istilah Bukan PSK dipilih dimaksudkan untuk memberikan kesan yang berbeda dengan kegiatan formal lainnya. Bukan PSK ini digelar dengan konsep gotong royong warga sekitar terminal.
Mas Demang (48) salah satu konseptor kegiatan mengatakan, pihaknya menggandeng banyak komunitas UMKM untuk berkolaborasi. Beberapa di antaranya adalah komunitas tembakau, komunitas kopi, pelaku UMKM ekonomi kreatif dan kuliner.
“Kami ingin menciptakan lapangan pekerjaan bagi komunitas UMKM dan seni. Jadi kami gabungkan saja keduanya, sehingga lahirlah Bukan PSK,” kata Mas Demang, Kamis (29/12/2022).
Dikatakannya, kegiatan yang baru pertama kali digelar dikonsep secara nonformal dengan menampilkan musik akustik dan dikelilingi bazar UMKM.
Kegiatan akan terus dilakukan setiap malam Minggu untuk mendukung produktivitas UMKM di sekitar Terminal Kongsi Purworejo.
“Saya kira kegiatan ini positif untuk mengangkat ekonomi warga setelah pandemi. Kami berharap UMKM dan ekonomi kreatif bisa terus tumbuh,” ucapnya.
Panitia kegiatan Bukan PSK, Yudi mengatakan, rencana kegiatan akan digelar rutin setiap malam Minggu karena antusias warga Purworejo cukup baik. Mereka terhibur dan tertarik dengan konsep yang dibuat. Sejumlah UMKM juga laris diserbu para pembeli.
“Jarang ada konsep nonformal yang memadukan seni dan UMKM dalam satu forum,” kata Yudi.
Salah satu pelaku UMKM, Wahyu Nuryadi mengaku membawa produk UMKM berupa seni ekraf pengolahan limbah paralon. Kerajinan tangan antara lain kotak tisu, lampion, teko, gulungan tali pancing dan lainnya.
Ia menyebut dengan mengikuti bazar seperti ini, dapat menambah penghasilan dari produk yang terjual. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau dan bervariasi. Harga termurah mulai dari Rp5.000 hingga Rp500.000, tergantung jenis dan tingkat kerumitan proses pembuatannya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait