BLORA, iNews.id – Bupati Blora H Areif Rohman mengaku tak berdaya mengatasi persoalan limbah ciu yang mencemari Sungai Bengawan Solo di Kracakan, desa Ngloram, Kecamatan Cepu. Pasalnya, perusahaan asal limbah tersebut tidak berada di Kabupaten Blora.
"Kita sudah koordinasi dengan pak Gubernur dan Mabes Polri ya, dalam hal ini Bareskrim dan sudah ditindaklanjuti oleh Polda Jateng sudah diidentifikasi, pencemaran itu dari limbah ciu. Ini menjadi persoalan tahunan kami. Saya tak berdaya karena perusahaan tersebut tidak berada di Blora," kata Arief, Selasa (14/9/2021).
Selain itu, lanjut dia, persoalan ini merupakan kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup karena lintas kabupaten. Selain itu juga menjadi kewenangan dari LH Provinsi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) serta Polda.
"Ini menjadi persoalan tahunan bagi kami ya, semoga pemerintah pusat, provinsi bisa bersinergi menangani kasus ini. Karena di Blora ini Sungai Bengawan Solo merupakan satu satunya sumber air baku dari PDAM," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sejak tercemarnya Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jumat (10/9) lalu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menghentikan operasional penyaluran air bersih ke pelanggan.
Direktur PDAM Blora Yan Ria mengatakan pengolahan air PDAM di Bendo Cepu saat ini memang kondisi air baku dari Bengawan Solo berwarna kecokelatan.
"Ya, memang ada beberapa pelanggan kami yang kita off-kan sejak Jumat kemarin. Karena airnya berwarna kecokelatan. Kami terus berusaha supaya air yang mengalir bisa jernih," katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait