SEMARANG, iNews.id – Menjadi seorang prajurit TNI AD tak hanya dibutuhkan kesiapan fisik dan mental, tapi juga perjuangan dan motivasi. Itulah yang dilakukan sejumlah peserta saat mengikuti Sidang Parade Penerimaan Calon Bintara PK TNI AD Sumber Reguler Pria TA 2021 Tingkat Panda IV/Diponegoro.
Apalagi bagi peserta dengan latar belakang keluarga kurang mampu. Tentu motivasi mereka berlipat untuk bersaing dan bisa lolos seleksi. Salah satunya Nur Ali Arifin, peserta seleksi bintara TNI AD asal Yogyakarta.
Ali merupakan anak pasangan Radiman dan Sumiati. Ayahnya merupakan petani cabai yang hanya berpenghasilan Rp500.000 per bulan. Namun kondisi perekonomian keluarganya tak menyurutkan tekad mewujudkan mimpinya menjadi prajurit TNI AD.
“Motivasi saya ikut seleksi (caba TNI AD) selain ingin bekerja dan mendapatkan uang, saya ingin membahagiakan dan mengangkat derajat orang tua,” kata Ali saat ditemui iNews.id di kompleks Balai Diponegoro, Senin (6/9/2021).
Guna mewujudkan impiannya, alumnus SMK Maarif Wates itu mengaku teah melakukan segala persiapan terutama menyangkut fisik. “Ya persiapannya seperti lari, pull up, renang, sit up hingga push up,” kata pria kelahiran 23 Mei 2001 ini.
Senada juga diungkapkan oleh Hermanto. Dia mengaku sejak kecil bercita-cita menjadi prajurit TNI AD. Hermanto merupakan anak pasangan Sutadi (41) dan Supiati (39). Kedua orang tuanya bekerja sebagai petani dan buruh tani.
Hermanto menyebutkan bahwa penghasilan orang tuanya sebagai buruh tani tak menentu kurang lebih Rp700.000 per bulan. Kondisi inilah yang membuat Hermanto termotivasi mengikuti seleksi caba TNI AD di Panda Kodam IV Diponegoro.
“Saya ingin membahagiakan orang tua, menjunjung derajat orang tua di mata masyarakat. Karena saya sejak kecil bercita-cita jadi prajurit TNI AD,” kata remaja kelahiran Kebumen ini.
Seperti halnya Nur Ali, Hermanto juga melakukan berbagai persiapan fisik agar bisa lolos seleksi Caba TNI AD. “Persiapan saya mengikuti les bimsik (bimbingan fisik), setiap hari latihan fisik lari jogging, sit up, pull up, push up,” ujarnya.
Keinginan membahagiakan kedua orang tua juga disampaikan Dedi Setiaawan. Peserta seleksi asal Yogyakarta ini bertekat bisa lolos seleksi Caba TNI AD dengan melakukan persiapan matang.
“Saya daftar seleksi TNI AD ini karena ingin mencari pekerjaan sekaligus membahagiakan dan mengangkat derajat orang tua,” kata Dedi. Dia merupakan anak pasangan Sukasto (60) dan Dwi Setyowati (61).
“Ayah sudah almarhum, sedangkan ibu buka usaha bakpao di rumah,” ujar alumnus SMK Penerbangan Adi Sucipto ini.
Dedi mengatakan bahwa pendaftaran seleksi Caba TNI AD merupakan kali ketiga yang diikutinya. Sebelumnya dia mengalami kegagalan dua kali. “Pertama gagal di pendaftaran alokasi dan kedua gagal di pusat,” ujar pemuda kelahiran 19 Desember 2000 ini.
Sementara, Saefullah Ibrahim mengatakan motivasi mendaftar seleksi TNI AD terdorong keinginannya membahagiakan kedua orang tuanya. “Saya ingin sekali menjadi anggota TNI AD karena termotivasi membahagiakan dan mengangkat derajat orang tua,” kata Ibrahim.
“Untuk mewujudkan itu, saya banyak-banyakin niat, doa dan usaha, karena Allah pasti ada jalannya,” ujar anak bungsu dari pasangan Dedi Nursanto dan Tengku Kairani ini. Ayah Ibrahim berprofesi sebagai pengantar buah-buahan di rumah makan, sedangkan ibunya berjualan nasi.
Sebagai informasi, pelaksanaan Sidang Parade Penerimaan Calon Bintara PK TNI AD Sumber Reguler Pria TA 2021 Tingkat Panda IV/Diponegoro berlangsung di Balai Diponegoro, Watugong., Semarang, (6/9/2021).
Setelah melalui serangkaian seleksi, peserta yang lolos hingga tahap sidang parade ini sebanyak 920 orang (4 kali alokasi) yang selanjutnya akan dipilih calon Bintara terbaik sejumlah 345 orang (1,5 kali alokasi) guna mengikuti seleksi tingkat pusat di Rindam IV/Diponegoro.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait