Perajin di Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali saat memproduksi tempe. Foto: Tata Rahmanta.

BOYOLALI, iNews.id Perajin tempe di Kabupaten Boyolali mulai mengurangi ukuran tempe dan jumlah produksi untuk menekan kerugian. Langkah itu dilakukan menyusul mahalnya harga kedelai

Sejak sepekan terakhir, para perajin di Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali mulai memperkecil ukuran tempe. Langkah para perajin di lereng Gunung Merbabu tersebut sebagai respons atas kenaikan harga kedelai. 

Harga kedelai yang semula Rp12.000, naik menjadi Rp13.000 per kilogram. Para perajin mengaku hal tersebut terpaksa dilakukan agar tetap bisa produksi. 

“Kenaikan harga kedelai sangat berdampak terhadap kami. Terlebih saat ini penjualan juga sangat sepi.  Kalau menaikan harga, khawatir tempe tidak laku,” kata salah satu perajin tempe, Sriyanto, Selasa (4/10/2022).

Ukuran tempe dari 6X20 sentimeter dikurangi menjadi 6X17 sentimeter. Para perajin juga mengurangi produksi. 

“Dulu sehari menghabiskan 300 kilogram kedelai, saat ini hanya 250 kilo kedelai,” ucapnya. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network