Empon-empon yang menumpuk di gudang karena tidak bisa dikirim akibat PPKM. Foto: iNews/Tata Rahmanta.

BOYOLALI, iNews.id – Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berdampak terhadap para pengusaha empon-empon di Kabupaten Boyolali. Mereka merugi karena tidak bisa mengirim empon-empon keluar Jawa, Jakarta, dan Bandung.   

Akibat pengiriman yang tersendat, gudang di Desa Rembun, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali dipenuhi tumpukan berbagai jenis empon-empon. Para pengusaha empon-empon di desa itu merugi ketika penerapan PPKM. 

Dalam sepekan, biasanya bisa mengirim empon-empon sebanyak dua kali. Pengiriman lebih dari satu ton mengunakan truk ke berbagai daerah. Namun dengan penerapan PPKM, hingga saat ini belum bisa melakukan pengiriman. Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar, para pengusaha hanya bisa menjual lewat online. 

“Empon-empon merupakan hasil bumi yang dipercaya masyarakat, khususnya di pulau Jawa, dapat digunakan untuk menjaga kebugaran tubuh. Saat pandemi seperti sekarang, banyak masyarakat yang membutuhkan,” kata salah satu pengusaha empon-empon, Suwarno, Senin (2/8/2021). 

Namun akibat penerapan PPKM, mereka tidak bisa melayani pemintaan secara besar. Empon-empon yang paling diminati saat pandemi Covid-19 adalah jahe impor dan lokal, kayu secang, kayu manis, cabe jamu, temulawak, dan jinten hitam. Pemintaan paling banyak datang dari Kalimantan, Sulawesi, Papua, Jakarta, dan Bandung. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network