SLAWI, iNews.id – Kasus pembunuhan terhadap Nur Hikmah (16) yang mayatnya terbungkus karung di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah ternyata tak hanya bermotif sakit hati.
Pada awalnya motif asmara antara masing-masing pelaku yang sering bertukar pasangan. Korban diketahui tidak hanya berhubungan dekat dengan tersangka Abdul Malik, tapi juga dua laki-laki lain yang ikut membunuh korban.
"Ada juga pelaku yang marah kepada korban karena korban dekat dengan pacarnya pelaku. Ini awalnya adalah motif asmara," ujar Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto dalam gelar perkara kasus itu yang menghadirkan lima tersangka di Mapolres Tegal, Kamis (15/8/2019).
Kedua, kata Kapolres, motif cemburu tersangka Abdul Malik kepada korban hingga akhirnya membunuhnya setelah mereka lebih dahulu berhubungan badan di lokasi kejadian disaksikan keempat tersangka lainnya.
Kemudian motif ketiga, sakit hati dan marah kepada para korban. Para tersangka sakit hati dengan kata-kata yang diucapkan korban dan prilakunya.
“Ada kata-kata ucapan para korban yang menyinggung perasaan para pelaku. Khusus untuk AM, setelah melakukan hubungan seksual dengan korban, dia mengetahui ternyata korban punya hubungan dengan cowok-cowok yang lain. Awal kecemburuan ini yang menyulut emosi AM untuk melakukan tindak pidana pembunuhan itu,” kata Kapolres.
Hal ini diakui Abdul Malik (20), eksekutor utama pembunuhan terhadap Nur Hikmah (16). Dia dan keempat tersangka lainnya berperan masing-masing membunuh korban.
Sebelum pembunuhan itu dimulai, pada Jumat, 26 April 2019 lalu, tersangka baru berhubungan badan disaksikan teman-teman mereka yang lain. Mereka kemudian duduk-duduk.
Saat itulah, kata Abdul Malik, korban mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaannya. Dari ucapan korban itu pula dia mengetahui korban selama ini tidak hanya berhubungan badan dengannya, tetapi juga dua temannya yang lain.
“Saya begituan (berhubungan badan) dengan almarhum. Kami sama-sama saling suka. Setelah itu, duduk bareng, minum-minum lagi. Almarhumah bilangnya sama teman-teman yang lain juga. Ada yang nggak enak, ada juga yang enak. Ada cemburu juga saya sama dia,” katanya.
Tersangka yang dibakar cemburu dan sakit hati, langsung mencekik korban yang duduk di sampingnya. Empat temannya yang ada di rumah kosong pun ikut membantu hingga korban tidak berdaya.
Keempat tersangka lain, yakni Saiful Anwar (24), warga Desa Cikura, Kecamatan Bojong. Kemudian, Muhammad Sopro’i (18), dan NL (17), warga Desa Cerih, Jatinegara, juga AI (15), warga Desa Kajenengan, Kecamatan Bojong.
“Setelah dia ngomong gitu saya bunuh, saya pegang lehernya. Yang mencekik saya. Teman-teman ada yang pegang tangan, kaki, tubuh, dan kepalanya saat duduk di samping saya. Masing-masing berperan lah,” katanya.
Abdul Malik juga mengambil cincin korban. Dia memakainya dan tidak berniat menjual. Setelah itu, mereka beramai-ramai mengikat tangan dan kaki korban, lalu ramai-ramai memasukkan dalam karung.
“Yang nyari karung Sobro, dapat karungnya enggak tahu dari mana. Yang masukkan ke karung semuanya. Yang ngikat juga semua. Kami taruh di samping kamar kosong itu. Habis itu pulang semua ke rumah masing-masing,” katanya.
Ditanya alasannya tega membunuh korban, tersangka Abdul Malik mengatakan cemburu dan sakit hati. “Saya diomelin, yang dua teman perempuan lain enggak tahu kenapa ikut membunuh, karena cemburu mungkin,” katanya.
Sejak pembunuhan itu, Abdul Malik dan temannya tidak pernah kembali lagi ke rumah kosong di Desa Cebrih, tempat mereka meninggalkan korban dalam karung. Mereka tidak merasa takut jika mayat korban ditemukan atau berniat untuk kabur.
Namun, tersangka mengaku kaget saat mengetahui mayat Nur Hikmah pada Jumat, 9 Agustus lalu, dari ponsel tetangga. ”Saya dengar dari hp tetangga saya, terus saya kaget, oh iya ini, gitu doang. Tapi saya sama sekali enggak berencana kabur,” katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
pembunuhan mayat dalam karung lima tersangka ditahan polres tegal AKBP Dwi Agus Prianto desa cerih kabupaten tegal
Artikel Terkait