SRAGEN, iNews.id - Pemudik yang menjalani karantina di rumah hantu di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng) mengaku tak kuat. Mereka meminta petugas untuk memberikan dispensasi agar bisa menjalani karantina di rumah masing-masing untuk mencegah penularan Covid-19.
Sebelumnya, rumah isolasi di Desa Sepat merupakan gudang kosong. Pemerintah desa mengaja mengubah gudang ini untuk isolasi pemudik bandel.
Para pemudik yang nekat keluar rumah ketika menjalani karantina mandiri di kediaman masing-masing, langsung dibawa ke tempat isolasi tersebut. Angkernya gudang kosong ini pun telah membuat dua pemudik kapok.
Selama dua hari berturut-turut, pemudik ini menangis dan meminta tim satgas Covid-19 untuk menjalani karantina mandiri di rumah. Namun pemudik bandel tersebut akan kembali dimasukkan kembali ke rumah isolasi apabila nantinya ditemukan warga atau tim satgas keluar rumah.
Kepala Desa Sepat Mulyono mengaku saat ini tinggal tersisa satu pemudik yang diisolasi. Dua pemudik sebelumnya sudah kembali ke rumah masing-masing karena diganggu hantu.
"Sekarang tinggal satu, yang dua itu nangis minta ampun dan tobat. Orangtuanya juga sudah mendatangi saya mohon untuk isolasi mandiri. Katanya kalau malam itu suka ada bayangan hitam besar enggak jelas," kata Mulyono, Senin (27/4/2020).
Mulyono menegaskan, keduanya akan ditarik kembali ke rumah hantu jika kedapatan keluar rumah selama karantina. Dia juga meminta orangtua untuk menjaga anaknya agar tidak keluyuran.
"Orangtua juga harus mengawasi kalau keluar rumah, akan ditarik lagi ke rumah isolasi lagi," katanya.
Sementara itu, satu pemudik yang masih bertahan Heri Susanto mengaku dia menjalani karantina selama satu minggu. Perantauan dari Lampung itu, ketahuan Satgas Covid-19 keluar rumah saat isolasi mandiri. Selama menjalani karantina, dia belum mengalami peristiwa angker atau misterius.
"Kalau saya sih belum ada. Tapi mungkin teman-teman yang diganggu. Saya kadang habis isa baca Al Quran baca-baca," ucap Heri.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait