Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, DIY, mengubur bangkai sapi antisipasi kasus antraks. (Foto: Antara/Sutarmi)

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 168 hewan ternak mati dari Desember 2019 hingga 11 Februari 2020. Ratusan hewan tersebut dinyatakan mati keracunan dan terjangkit antraks.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto merinci dari 168 hewan ternak yang mati, kematian sapi terdapat 116 ekor dan kambing 52 ekor. Sementara itu, hanya enam hewan ternak yang dinyatakan positif antraks.

"Jumlah hewan ternak yang positif antraks yakni tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing yang terjadi di Desa Gombang (Kecamatan Ponjong) dan Desa Pucanganom (Kecamatan Semanu), sisanya keracunan pakan ternak dan diare," kata Bambang.

Menurut dia, angka kematian ini tergolong kecil dibanding populasi hewan ternak yang mecapai ratusan ribu ekor. Adapun populasi hewan ternak di Gunungkidul, yakni sapi sebanyak 153.363 ekor, kambing 888.160 ekor, kambing PE 864 ekor dan domba sebanyak 11.002 ekor.

"Angka kematian hewan ternak masih kecil. Namun demikian, adanya hewan ternak yang positif antraks, menjadi kewaspadaan bagi kami," ujarnya.

Bambang mengapresiasi masyarakat, khususnya peternak yang tanggap menyikapi antraks. Masyarakat proaktif melapor ke puskeswan terdekat atau dinas. Sehingga, hewan mati langsung dapat ditangani untuk dikubur.

"Saat ini, kami intensif melakukan sosialisasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pakan ternak sehingga keracunan dari pakan bisa diminimalkan,” ucap Bambang.

Terkait kelanjutan penanganan antraks, Bambang mengatakan hingga kini terus melakukan pemantauan lokasi terdampak. Pemberian vaksin terhadap hewan ternak di wilayah kasus positif antraks juga masih dilakukan.

Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan hewan dan Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Retno Widiastuti menuturkan telah memberikan antibiotik untuk 8.990 ekor hewan ternak. Untuk vaksinasi sebanyak 1.451 ekor sapi dan kambing 3.331 ekor.

Selanjutnya, untuk lokasi tanah yang positif antraks akan dilakukan pengguyuran formalin lalu dilakukan betonisasi di lokasi.

"Nantinya 20 hari setelah dilakukan vaksinasi, jika tidak ada kematian lagi seluruh hewan ternak di lokasi terjangkit antraks diperbolehkan keluar," kata Retno.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network