TEMANGGUNG, iNews.id – Kelangkaan elpiji tiga kilogram kembali terjadi di Temanggung, Jawa Tengah. Dalam beberapa pekan terakhir, warga mengeluh kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin itu. Padahal, distribusi gas bersubsidi ke daerah itu tidak mengalami pengurangan.
Salah seorang warga Kelurahan Madureso, Rian mengatakan, dalam dua pekan terakhir, dirinya kesulitan untuk mendapatkan elpiji ukuran tiga kilogram. Pasalnya, beberapa pengecer di daerahnya tidak ada stok.
Untuk mendapatkan bahan bakar bersubsidi tersebut, Rian mengaku harus keliling mencari pengecer di daerah lain yang masih memiliki stok elpiji. Masalahnya, untuk memperoleh elpiji di pengecer langganannya harus antre beberapa hari.
Selain susah untuk mendapatkannya, harga elpiji di tingkat eceran juga naik sekitar Rp3.000 per tabung. Menurut dia harga gas bersubsidi di tingkat pengecer saat ini berkisar antara Rp22.000 hingga Rp23.000 per tabung. Padahal sebelumnya hanya berkisar Rp19.000-20.000 per tabung.
Menurut Rian, biasanya pasokan gas selalu ada di tingkat pengecer dan pihaknya mudah untuk mendapatkannya setiap saat. "Kami berkeliling ke beberapa wilayah lain juga sudah habis. Di warung-warung pengecer sudah ditulisi gas habis," katanya di Temanggung, Jumat (21/9/2018).
Warga lain dari Desa Sendang, Kecamatan Kandangan, Solihah mengatakan, untuk mendapatkan elpiji ukuran tiga kilogram saat ini harus antre dan beberapa hari kemudian baru dapat saat ada pasokan. "Kalau tidak antre duluan dengan menitipkan tabung di warung kita tidak akan mendapatkan gas, karena begitu pasokan datang langsung habis diambil yang sudah antre," katanya.
Anggota tim monitoring distribusi gas bersubsidi Kabupaten Temanggung, Arief Mujiono mengatakan, pasokan gas ke daerah tidak ada pengurangan. Alokasi elpiji ukuran tiga kilogram bulan ini masih 588.660 tabung. "Tidak ada pengurangan, memang kebutuhan gas belakangan cenderung tinggi saat panen tembakau," katanya.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait