JAKARTA, iNews.id - Rasa takut pasti dialami hampir seluruh manusia baik takut terhadap kejahatan, musibah maupun wabah penyakit. Namun, tidak boleh panik maupun takut berlebihan dalam menghadapi ancaman bahaya.
Ketakutan yang berlebihan justru akan membuat seseorang kehilangan arah dan kendali. Selain itu, membuat akal sehat menjadi hilang. Muslim dianjurkan untuk bertawakal dan berdoa memohon perlindungan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari marabahaya maupun bencana.
Allah SWT berfirman:
اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kepada mereka," maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (QS. Ali Imran: 173)
Imam Bukhari mengatakan, sehubungan dengan firman-Nya: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (Ali Imran: 173) Doa inilah yang dibaca oleh Nabi Ibrahim AS ketika dilemparkan ke dalam api.
Nabi Muhammad Saw. mengucapkannya pula ketika orang-orang berkata kepadanya, "Kaum musyrik telah menghimpun pasukannya untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kalian kepada mereka." Tetapi keimanan Nabi Saw. dan para sahabatnya bertambah kuat dan mengatakan: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Pelindung.
Dari Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila kalian mengalami suatu urusan yang besar, maka ucapkanlah, حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik- Pelindung."
Dari Auf ibnu Malik yang menceritakan kepada mereka bahwa Nabi Saw. pernah memutuskan peradilan di antara dua orang lelaki. Lalu lelaki yang kalah urusannya ketika pergi mengucapkan, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Penolong." Maka Nabi Saw. bersabda, "Panggillah kembali lelaki itu untuk menghadap kepadaku." Lalu beliau bersabda, "Apa tadi yang baru kamu katakan?" Lelaki itu menjawab, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Penolong." Maka Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah mencela (tidak menyukai) sikap lemah, tetapi kamu harus bersikap cerdik. Untuk itu apabila terkalahkan oleh suatu urusan, maka ucapkanlah, "Cukuplah Allah menjadi Penolongku, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.
Telah diriwayatkan melalui Ummul Mukminin Zainab dan Siti Aisyah r.a., bahwa keduanya saling membanggakan dirinya. Siti Zainab berkata, "Allah telah menikahkan diriku, sedangkan kalian dinikahkan oleh orang-orang tua kalian." Siti Aisyah berkata, "Pembebasanku diturunkan dari langit di dalam Al-Quran." Pada akhirnya Siti Zainab menyerah kepada Siti Aisyah, kemudian ia bertanya, "Apakah yang engkau ucapkan ketika engkau mengendarai unta Safwan ibnul Muattal?" Siti Aisyah menjawab, "Aku mengucapkan, Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." Siti Zainab berkata, "Engkau telah mengucapkan kalimah yang biasa diucapkan oleh orang-orang mukmin."
Karena itulah maka dalam firman selanjutnya disebutkan:
فَانْقَلَبُوْا بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوْۤءٌۙ وَّاتَّبَعُوْا رِضْوَانَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَظِيْماِنَّمَا ذٰلِكُمُ الشَّيْطٰنُ يُخَوِّفُ اَوْلِيَاۤءَهٗۖ فَلَا تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنٍَ
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kalian) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy). Karena itu, janganlah kalian takut kepada mereka; tetapi takutlah kepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman. (QS: Ali Imran: 174-175)
Yakni ketika mereka bertawakal kepada Allah, maka Allah memberikan kecukupan kepada mereka dari semua masalah yang menyusahkan mereka dan menolak dari mereka rencana orang-orang yang hendak berbuat makar terhadap mereka. Akhirnya mereka kembali ke tempat tinggalnya: dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa.
Yaitu bencana yang telah direncanakan oleh musuh-musuh mereka terhadap diri mereka. mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Wallahu A'lam Bish Showab
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait