Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id  - Sebanyak 333 ulama seluruh Indonesia wafat selama pandemi Covid-19 dalam rentang waktu Februari 2020 hingga Januari 202. Sehingga diperlukan informasi luas tentang kondisi Covid di lingkungan pondok pesantren (ponpes).

Ketua Satkor Covid-19 Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ulun Nuha mengatakan, peningkatan angka ulama meninggal terus terjadi pada Februari sebanyak 4 ulama meninggal, April 7 ulama, hingga Mei ada sebanyak 9 ulama. Pada Juni sebanyak 14 ulama meninggal, pada Juli 23, dan Agustus menjadi 41.  

Peningkatan pesat terjadi pada September, sebanyak 90 ulama dinyatakan wafat, Oktober 124 ulama wafat dan November 187 hingga Desember 253 ulama wafat. Hingga Januari sampai tanggal 21 tercatat sebanyak 333 ulama wafat. 

"Sejak Februari 2020 sampai Senin 25 Januari kemarin tercatat 333 ulama wafat. Kehilangan dan kesedihan besar buat kita semua. Allahullafirlahum, lahulumulfatihaha," kata Ulun dalam keterangan tertulis melalui akun Facebook Ulun Nuha, Selasa (26/1/2021). 

Sebelumnya, Ulun juga menyebut sebanyak 234 kiyai dan tokoh Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia wafat selama pandemi Covid-19 sejak Maret hingga Desember 2020.

"Pandemi ini sangat luar biasa ancamannya, ini mengancam keselamatan warga Nahdliyin terutama para kiai kita, hingga tanggal 24 Desember kemarin ada sekitar 234 orang kiyai dan tokoh NU yang meninggal dunia selama masa pandemi,” katanya.

Dengan banyaknya jumlah ulama wafat, Ulun menegaskan masyarakat memerlukan informasi tentang Covid-19. Karena dampak Covid dirasakan di seluruh aspek kehidupan. Virus sangat dekat keluarga, teman dekat, orang-orang yang kita kenal baik terpapar hinga meninggal dunia. 

"Jadi virus ini sudah dirasa sangat dekat dan mengancam jiwa dan seluruh aspek kehidupan. Orang selalu mengejar, ingin tahu informasi tentang Covid-19 ini," kata Ulun dikutip dari laman http://www.nu.or.id. 

Khusus tentang pesantren kata Ulun, banyak orang yang berkepentingan baik wali santri maupun masyarakat pada umumnya. Informasi terkait Covid-19 dengan pesantren tentu akan menarik dan orang ingin tahu.

"Hal lain juga karena saat ini informasi tentang Covid-19 di pesantren itu sangat sedikit. Misalnya, ada banyak kiai yang meninggal, yang sakit, tapi pada saat yang sama juga kemudian selalu ada keterangan-keterangan bahwa ini hanya sakit biasa dan sebagainya," ujarnya.

"Masyarakat malah justru ingin semakin tahu, sekaligus juga mau mengerti lebih lanjut sebenarnya apa yang terjadi di pesantren. Maka saya kira bagus untuk membagi informasi tentang Covid-19 di pesantren kepada masyarakat luas," kata dia.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network