SUKOHARJO, iNews.id – Wilayah Indonesia saat ini tengah berlangsung fenomena alam solstice atau titik balik matahari. Waktu siang menjadi lebih lama dan udara terasa lebih panas.
“Hari ini dan besok adalah puncak dimana kalau dilihat dari bumi, matahari berada pada lintang paling selatan atau 23,5 derajat lintang selatan. Seolah-olah terbitnya paling selatan dan nanti sore terbenam paling selatan,” Kata Kepala Pusat Astronomi Assalaam Pondok Pesantren (Ponpes) Assalaam Sukoharjo, AR Sugeng Riyadi kepada iNews.id, Rabu (21/12/2022).
Pulau Jawa, lanjutnya, berada di lintang selatan khatulistiwa maka waktu siang lebih lama. Sedangkan yang berada di wilayah lintang utara waktu siang menjadi lebih pendek.
Sebab belahan bumi terbagi dua dan matahari saat ini lebih banyak berada di belahan bumi selatan. Fenomena ini merupakan hal biasa yang setiap tahun terjadi, yakni pada bulan Desember matahari berada di garis balik lintang selatan. Sedangkan pada bulan Juni, matahari berada sebaliknya di titik balik lintang utara.
“Kalau di bulan Maret dan September matahari terbit dan terbenam melintas di atas garis equator atau garis khatulistiwa bumi. Jadi di atas garis khatulistiwa bumi di tengah-tengahnya nanti Maret dan September,” ucapnya.
Dikatakannya, solstice atau titik balik matahari adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dua kali dalam setahun, yaitu saat garis axis matahari bergerak menjauhi bumi yang menyebabkan posisi matahari akan bergerak condong ekstrem ke selatan atau utara.
Pada tanggal 21 Juni, matahari akan terbit di koordinat 23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah utara dari khatulistiwa. Sebaliknya di bulan Desember tanggal 22, matahari terbit di 23,5 derajat atau sejauh 23,5 derajat arah selatan khatulistiwa.
Pergeseran matahari seperti ini, merupakan akibat bumi berevolusi mengelilingi matahari dan sumbu rotasinya membentuk sudut 47 derajat terhadap bidang ekliptika dengan kemiringan tetap.
Akibat revolusi bumi, antara lain pada setiap tanggal 21 Juni, matahari akan berada di garis balik utara yakni lintang 23,5 derajat utara khatulistiwa.
Matahari sepanjang tahun mengalami pergeseran ke utara dan ke selatan, yakni pada 21 Maret, tepat beredar di khatulistiwa. Matahari terbit dan terbenam tepat di titik timur dan barat.
Kemudian pada 21 Juni, tepat berada di lintang 23.5 derajat lintang utara. Sedangkan pada 23 September, tepat berada di khatulistiwa lagi, matahari terbit dan terbenam tepat di titik timur dan barat Sementara pada 22 Desember, tepat berada di lintas 23.5 derajat lintang selatan.
Dikatakannya, fenomena siang lebih lama pada bulan Desember terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Semua tempat yang berada di wilayah khatulistiwa, akan mengalami pada bulan ini siangnya lebih lama dibanding malam. Diakuinya, fenomena ini juga membuat suhu udara terasa lebih panas.
“Apalagi di selatan di Pulau Jawa, matahari sedang berada di lintang selatan. Mentoknya hari ini sampai besok,” ucapnya.
Mulai minggu depan, lanjutnya, siang akan terus memendek. Untuk Soloraya, malam dan siang akan sama pada 1 Maret dan 13 Oktober.
Dampak ketika matahari berada di lintang selatan, dan bumi bagian selatan lebih banyak laut, maka peluang penguapan tinggi.
“Karena peluang penguapan lebih tinggi dan lebih panas di sisi utara, maka arah angin akan berhembus ke utara. Maka bagian utara akan kena hujan, maka pada Desember sering hujan di Indonesia,” ujarnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait