SEMARANG, iNews.id – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut curah hujan tinggi saat ini harus menjadi kewaspadaan bersama. Curah hujan tinggi bisa mengakibatkan banjir hingga tanah longsor.
“Deteksi sejak awal sejak dini, secara geologis mesti paham, ada juga info BMKG,” kata Ganjar saat memimipin Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana di Jawa Tengah pada Musim Penghujan 2022-2023, Kota Semarang, Jumat (14/10/2022).
Dia menyebut daerah tengah di Jawa Tengah, mulai dari Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas hingga Cilacap, rawan banjir dan tanah longsor. Wilayah tersebut rata-rata berkontur pegunungan atau berbukit.“Pompa-pompa harus sudah siap,” ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan itu juga mengingatkan ketika terjadi bencana, maka prioritas utama adalah menyelamatkan korban jiwa. Selain itu, dia juga mengingatkan tentang asupan logistik di sana.
“Makanan jangan sampai sudah kedaluwarsa. Kalau kirim makanan mentah pastikan di sana bisa dimasak (ada alatnya, dapur umum),” kata Ganjar. Selain itu, Ganjar juga menyinggung soal kearifan lokal.
“Ilmu titen, kebiasaan-kebiasaan di kampung, kalau alat macet itu bisa efektif. Misalnya, iki udan terus ra mandek-mandek, maka kita tahu kemana harus bergerak,” ujarnya.
Di Jawa Tengah, berdasar data BPBD Jawa Tengah, hingga September 2022 ini telah terjadi 1.550 bencana, mayoritas tanah longsor, angin kencang dan banjir.
Pada apel tersebut diikuti berbagai instansi termasuk relawan. Di antaranya; TNI, Polri, Basarnas, SAR Daerah Jawa Tengah, Tagana, PBNU, Baznas Jateng, PMI Jawa Tengah, Senkom, hingga BPBD. Selain itu, tampak pula di barisan apel adalah relawan bencana yang berangkat dari difabel.
“Saya ikut sejak tahun 2017, biasanya ikut di dapur umum, ikut juga assesment,” kata Alip, warga Jatingaleh Kota Semarang, salah satu difabel yang ikut jadi relawan bencana.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait