Peternak ayam di Batang memlih menunda masa panen ayam akibat anjloknya harga ayam pedaging. (Foto: iNews.id/Eddie Prayitno)

BATANG, iNews.id - Kalangan peternak ayam di Kecamatan Banyuputih, Batang, Jawa Tengah terpaksa menunda menjual ayam hidup menyusul anjolknya harga ayam pedaging di pasaran. Mereka lebih memilih menambah biaya perawatan daripada menjual ayam dengan harga murah.

Seperti dilakukan para peternak ayam di Desa Kalibalik, Kecamatan Banyuputih. Mereka memilih tidak menjual ayam meski usianya sudah memasuki masa panen yakni kisaran 30-35 hari. “Daripada rugi, mending ayam-ayam ini kami pelihara di kandang,” kata peternak ayam, Suwignyo, Jumat (28/6/2019).

Dia menuturkan, harga jual ayam pedaging saat panen di kandang ayam  tidak sebanding dengan belanja anak ayam. Harga anak ayam yang baru menetas dihargai Rp7.900 per ekor, namun harga jual setelah melalui proses pembesaran hingga satu bulan hanya sebesar Rp6.000-7.000 per kg.

Hal tersebut tidak sebanding dengan biaya produksi yakni, belanja pakan, nutrisi, dan kebutuhan perawatan lainya. “Dalam sejarah saya beternak ayam pedagang lebih dari 10 tahun, baru kali ini menghadapi harga yang turun drastis tidak sebanding dengan biaya produksi,” ucapnya.

Menurut dia, kondisi tersebut berdampak pada penundaan panen hingga tiga hari dari masa panen lantaran tawaran harga masih terlalu murah. “Risikonya memang harus nambah biaya pakan,” ucapnya.

Dia menambahkan, sebagian besar para peternak ayam pedaging di Batang memang tidak terlalu terpukul atas gejolak hancurnya harga karena penanggung jawab utama permodalan sebagian ditanggung perusahaan yang sudah menandatangani kontrak. Meski demikian, peternak berharap pemerintah bisa menaikan harga jual ayam sehingga tidak membebankan peternak.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network