MAGELANG, iNews.id – Kehilangan satu kaki tak membuat Serda Mugiyanto patah arang. Dia pantang menyerah untuk terus berkarya dan berprestasi.
Pandemi Covid-19 yang masih terjadi saat ini juga tak menghalanginya berinovasi menciptakan karya. Mugiyanto kehilangan satu kaki akibat terkena ranjau darat saat bertugas sebagai prajurit TNI di Ambon Maluku tahun 2000.
Meski saat ini menggunakan kaki palsu, Serda Mugiyanto ternyata sukses mengembangkan usaha di bidang pertanian. “Saya memiliki kekurangan, kaki saya satu. Tapi bagaimana saya bisa berdiri di atas kaki sendiri," kata Serda Mugiyanto penuh semangat.
Serda Mugiyanto memiliki kisah yang menginspirasi bagi banyak orang. Di balik keterbatasan fisiknya, dia justru memberikan manfaat bagi orang banyak.
Dari sebuah rekaman video, MNC Portal Indonesia menelusuri kisah di balik kesuksesan Mugiyanto. Dia adalah anggota TNI sekaligus seorang petani buah lengkeng kateki di Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Mugiyanto berhasil membuat kebun buah lengkeng kateki di Borobudur berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Berbekal pengetahuan bertani yang mumpuni, dia mampu mengubah wajah kebun buah menjadi destinasi wisata baru di kawasan Borobudur.
Kebun buah dia didesain dengan konsep agro edukasi dan agrowisata menjadi cikal bakal sumber pendapatan masyarakat sekitar."Jadi kita sampaikan, dalam bertani atau berkebun, diusahakan agar tidak satu lubang untuk mendapatkan hasil. Di sini, kita buat konsep paling tidak agro edukasi, agrowisata, dari hasil buahnya kita kita dapat, dari edukasinya kita dapat, dari kunjungan (wisatawan) juga.
Di sini ada tiga pendapatan selain penjualan buah, ini sangat luar biasa," kata dia. Kebun buah lengkeng berada di atas lahan sekitar 1,3 hektare. Kebun itu mulai dibangun sejak Februari 2015.
Posisinya berada satu kilometer (km) dari arah Barat Candi Borobudur. Kebun buah itu juga milik Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) yang dikelola langsung Mugiyanto. Keuletan dan semangatnya membuat dia berhasil meng-supply 50 ton buah lengkeng dalam satu tahun. Jumlah itu berasal dari 250 pohon.
Bahkan, badan usaha Desa itu menjadi kebun buah terbaik di Indonesia yang terverifikasi di Kementerian Pertanian sepanjang 2016-2020. Keunggulan ini karena satu tangkai dari satu pohon bisa menghasilkan 4,5-5 kilo buah lengkeng kateki.
"Terbukti di sini ada bunga, buah siap panen, ini kapan pun mau ke sini, setiap hari, kapan pun ada buahnya. Jadi kita memang pembuahan di luar musim yang kita masukan ke sini. Ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, memiliki daya saing yang cukup tinggi juga," katanya.
Untuk diketahui, pasca kehilangan salah satu kaki karena terkena ranjau darat saat bertugas di Ambon Maluku, pada tahun 2004 dia kembali ke Jakarta dan mengikuti pelatihan bertani yang diselenggarakan Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan (Pusrehab Kemhan).
Tak berapa lama, tepatnya pada 2007 Mugiyanto kembali ke ke Magelang, di Tanah Jawa itu, dia memulai mengaplikasikan ilmu bertaninya. "Awal mula terjun ke pertanian pada tahun 2004 kursus di Pusrehab Kemhan. Setelah itu, diterjunkan ke lapangan dengan pulang ke satuan. Saya mulai mengaplikasikan untuk menanam berbagai tanaman buah," ujarnya.
Setelah mencoba bertani berbagai macam buah, Mugiyanto mencari varietas yang paling unggul di Indonesia hingga menjatuhkan pilihan pada kelengkeng kateki. Dia sukses membudidayakannya di Kampung Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak 2015.
Sejak itu, disamping memenuhi tugasnya sebagai abdi negara, Mugiyanto menghabiskan waktunya untuk mengelola kebun buah lengkeng. Saat ini dia berhasil menjadi seorang petani sukses. Tak segan-segan dia menegaskan, petani bukan lah profesi dengan penghasilan yang rendah. Justru kegiatan itu bisa membuat seseorang dapat meraup untuk tinggi.
"Petani itu penghasilannya tidak rendah, contoh saja di sini, dengan satu hektare sawah seperti ini, populasi tanaman 250 tanaman ini kalau kita analisis, tanaman stabil untuk mencapai Rp500 juta sangat mudah, berarti petani itu tidak kotor, petani itu penghasilannya sangat luar biasa," ujarnya
Editor : Ahmad Antoni
borobudur Kabupaten Magelang pertanian kaki palsu prajurit tni anggota tni pandemi Covid-19 maluku ranjau darat
Artikel Terkait