DEMAK, iNews.id - Tim dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah menemukan kandungan gas metana dari semburan lumpur di rumah warga Kelurahan Tempuran, Kecamatan/Kabupaten Demak, Jumat (1/12). Gas itu cukup bahaya bila lubang semburan lumpur tetap ditutup.
Hari kedua munculnya semburan lumpur berbau menyengat mirip Lapindo di rumah milik Mohamad Shoali, warga Rt 4 Rw 1mulai meredah. Namun dari lokasi semburan lumpur masih mengeluarkan gas.
Demi mengurangi bau yang menyengat, penghuni rumah hingga membiarkan pintu kamar tetap terbuka/ mereka juga pindah tidur ke rumah depan.
Sementara itu, untuk menguji tingkat bahaya dari semburan lumpur, petugas gabungan ESDM Provinsi Jateng, BPBD, dan Polsek Demak Kota, melakukan penyelidikan di rumah Shoali.
Dengan menggunakan alat pengukur, petugas mendapati adanya kandungan gas yang mudah terbakar. Selanjutnya petugas mengambil sampel lumpur untuk dilakukan uji lab. Demi mengantisipasi semburan susulan, petugas akan melakukan pengawasan tiga hari ke depan.
“Dari pengecekan lokasi, kami mendapati adanya gas metana atau kandungan gas yang mudah terbakar,” kata Widya Kurniawan, staf geominerba cabang Dinas ESDM Semarang.
“Meski tidak berbahaya, kami meminta agar pemilik rumah membuat saluran pipa keluar rumah agar gas tidak terkurung di dalam ruangan,” katanya.
Seperti yang diberitakan, semburan lumpur mirip Lapindo terjadi pada Kamis (30/11) malam, sempat menggemparkan warga Demak. Sebelum terjadi semburan, muncul suara gemuruh, selanjutnya semburan itu sempat melemparkan sebagian lantai keramik.
Sebelum dijadikan kamar tidur, semula lokasi itu adalah sumur bor sedalam 100 meter lebih. Bahkan air dari sumur bor telah dimanfaatkan warga sekitar untuk mandi cuci dan WC, namun sejak tahun 1989 sumur bor itu telah ditutup.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait