Aga Rizki Maharani saat berlatih sepakbola di SSB Banyuurip, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Foto: iNews/Musyafa Musa.

REMBANG, iNews.id – Aktivitas Sekolah Sepakbola (SSB) Banyuurip Junior di Kabupaten Rembang saat berlatih di lapangan menarik perhatian. Pasalnya, ada peserta SSB merupakan anak perempuan

Salah satu anak perempuan itu adalah Aga Rizki Maharani (11) yang tinggal di Desa Banyuurip, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Siswi kelas V SD ini hobi bermain sepakbola dan tergabung dalam SSB Banyuurip Junior. 

Aga mengaku semula diajak temannya bermain sepakbola. Lama-kelamaan menjadi senang dan keterusan sampai sekarang. Meski harus bergaul dengan teman-temannya yang mayoritas anak laki-laki, namun ia menganggap hal biasa.

“Latihan lari, zig-zag, teknik maupun game dilakukan dengan hampir semua teman laki-laki. Nggak malu, biasa saja,” kata Aga Rizki Maharani, Kamis (14/10/2021). 

Bagi Aga, bermain sepakbola terasa seru dan menyenangkan. Dengan rutin latihan, ia berharap kelak bisa mewujudkan cita-citanya menjadi pemain sepakbola profesional.

“Senang pokoknya, karena ramai banyak teman. Ingin sekali kalau sudah besar, jadi pemain sepakbola.  Gabung tim mana gitu yang terkenal,” ucapnya. 

Pelatih SSB Banyuurip, Ruki Yasman mengakui pemain sepakbola wanita sangat jarang. Selama ini, sepakbola masih diidentikkan dengan olahraga kaum laki-laki. Akibatnya, anak wanita cenderung memilih kegiatan yang sesuai karakter perempuan.

“Selain itu kendala dorongan orang tua. Biasanya anak perempuan masih dibatasi ketika melakukan kegiatan dengan laki-laki, termasuk sepakbola,” kata Ruki.

Dia mendorong supaya pemain SSB wanita jangan minder, meski berada di lingkungan mayoritas laki-laki. Ia beralasan semua memiliki hak yang sama.

“Dari sekitar 60 anak di SSB Banyuurip, kebetulan ada 4 anak perempuan. Kami selalu memotivasi mereka karena yang penting melakukan kegiatan positif untuk meraih prestasi,” ujarnya. 

Dikatakannya,  tidak ada perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dengan anak perempuan di SSB Banyuurip. Dalam setiap pertandingan, sudah terbiasa dicampur. Hanya ketika mengikuti event pertandingan, waktu main anak perempuan lebih sedikit karena mempertimbangkan kondisi fisiknya.

“Secara prinsip tidak ada perlakuan berbeda. Semua sama. Misal dalam pertandingan atau fun game, satu tim berisi laki-laki dan perempuan, nggak masalah,” katanya. 

Menurut Ruki, berlatih sepakbola sejak usia dini tak sekedar untuk menjaga kesehatan. Tetapi di balik itu juga mengajarkan semangat kedisiplinan, kerja sama antar teman dan sportivitas. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network