ilustrasi petugas laboratorium sedang cek spesimen virus corona. (Foto: Antara)

SEMARANG, iNews.id – Penanganan untuk mendeteksi awal kasus corona di Jawa Tengah semakin membaik. Saat ini setidaknya ada enam laboratorium pemeriksaan swab Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Dengan bertambahnya jumlah laboratorium itu, hasil pemeriksaan spesimen virus corona bisa segera diketahui sehingga pasien lebih cepat ditangani.

Laboratorium tersebut yakni berada di RSUP dr Kariadi, Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jateng di Semarang, Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, RS Moewardi dan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendorong pemerintah pusat melakukan percepatan distribusi primer atau zat aktif penanda keberadaan virus dalam pengujian laboratorium. Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, Ganjar bahkan telah meminta akses pembelian zat tersebut.

Sebab distribusi Primer saat ini hanya disesuaikan dengan jumlah laboratorium dan kasus. Padahal primer sangat dibutuhkan untuk mempercepat hasil tes PCR yang biasanya keluar dalam jangka waktu 2-3 hari, kini hanya menjadi beberapa jam.

"Targetnya, kami mempermudah dan mempercepat pemeriksaan swab sehingga hasilnya cepat diketahui. Kalau kurang sih enggak, tetapi perlu percepatan distribusi dari pusat. Karena dengan adanya penambahan laboratorium, pasti ada peningkatan kuantitas," kata Ganjar, Kamis (16/4/2020).

Dia menjelaskan, primer dikirim Kementerian Kesehatan dan langsung ditujukan ke masing-masing laboratorium, tanpa melalui gugus tugas atau pemerintah daerah. Dia berharap ketika terjadi lonjakan kasus, ada akses pemerintah daerah untuk pengadaan zat tersebut.

"Sekarang saya minta agar pusat segera mengirim itu. Kalau tidak, saya minta ditunjukkan tempat belinya di mana agar kami beli sendiri. Itu yang akan kami penuhi," katanya.

Sampai saat ini, stok zat primer di Jateng masih tercover. Namun jika situasinya terus naik, maka harus sudah ada persiapan.

"Saya sudah jauh-jauh hari sampaikan hal ini ke Menteri Kesehatan. Dijawab karena untuk membeli alat ini hanya bergantung satu negara, maka kini kita sedang berusaha mencari negara lain," kata Ganjar.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network