BANJARNEGARA, iNews.id – Tradisi makan ketupat saat Lebaran memberi keuntungan bagi para pembuat dan penjual ketupat matang. Omzet penjualan mereka naik 100 persen meskipun di tengah suasana pandemi Covid-19.
Menjelang Lebaran, warga Desa Ampel Sari, Kabupaten Banjarnegara sibuk membuat ketupat untuk melayani membludaknya pesanan. Pesanan pesanan ketupat meningkat hingga dua kali lipat dibanding hari-hari biasa.
Untuk bisa memenuhi semua pesanan, stok bahan dan tenaga pembuatnya ditambah. Jika hari-hari biasa hanya membuat 1.000 ketupat dengan bahan beras sekitar 50 kg, menjelang Lebaran paling sedikit 2.000 ketupat dibuat per hari.
Untuk membuat ketupat, pertama adalah pembuatan selongsong. Bahan yang bagus untuk membuat selongsong ketupat adalah janur kelapa yang tidak terlalu tua dan juga tak terlalu muda. Selongsong ketupat jadi selanjutnya diisi dengan beras dengan takaran satu genggaman tangan orang dewasa.
“Ketupat selanjutnya dimasukkan dalam panci besar untuk dimasak. Proses memasak memakan waktu kurang lebih sekitar 6 jam hingga ketupat benar-benar matang,” kata Desi, pembuat ketupat, Rabu (12/5/2021).
Ketupat matang dijual dengan harga Rp8.000 hingga Rp10.000 per ikat, tergantung besar kecilnya ukuran ketupat. Satu ikatan berisi 10 ketupat matang yang siap di santap. Ramainya pesanan dirasakan terjadi sebelum hari raya hingga empat hari setelah Lebaran.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait