SLAWI, iNews.id – Jembatan Bailey di Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal ambruk akibat dilintasi alat berat, Minggu (23/7/2023) malam. Meski tidak ada korban jiwa, akibat ambruknya jembatan itu membuat aktivitas warga terganggu.
Sebab, mereka harus memutar jalan ke desa tetangga lantaran jembatan utama di Kali Kemiri masih dalam proses pengerjaan.
Diperoleh informasi, jembatan yang terbuat dari rangka baja itu ambruk diduga tidak kuat menahan beban alat berat berupa ekskavator yang melintas.
Padahal, operator alat berat tersebut sebelumnya sudah dilarang melintas jembatan bailey karena tidak sesuai dengan beban jembatan.
Operator eskavator, Heri Kuswanto (40) mengaku, sudah pernah melewati jembatan tersebut sehari sebelum peristiwa itu.
“Saat melewati yang kedua kalinya pas ekskavator berada di tengah tiba-tiba jembatan ambruk,” katanya.
Menurut Eko, beban ekskavator sebesar 25 ton seharusnya masih kuat melintasi jembatan dengan beban maksimal hinga 30 ton.
“Mungkin ada baut pengikat rangka jembatan yang patah sehingga ambruk,” ucapnya.
Kepala Desa Kupu, Miftah mengaku kecewa dengan pihak operator ekskavator yang tetap nekat melintas jembatan darurat tersebut.
“Sudah dikasih tahu jangan lewat jembatan bailey, tapi nekat lewat,” ucapnya.
Hingga Minggu malam, ekskavator belum dievakuasi pihak terkait.
Akibat ambruknya jembatan darurat tersebut warga yang akan beraktivitas baik menuji sekolah, pasar tradisional, puskesmas hingga kantor pemerintahan harus memutar ke desa lain sejauh dua kilometer.
Sebelumnya, jembatan dengan bentang 30 meter dan lebar tiga meter itu putus di bentang tengah, Minggu (22/3/2020) malam. Jembatan Sungai Kemiri tersebut sudah rusak akhir 2018 lalu.
Saat ini, Pemkab Tegal membangun kembali Jembatan Kali Kemiri yang mulai dikerjakan Juni 2023 dan ditargetkan selesai November 2023.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait