PEKALONGAN, iNews.id - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan bahwa sebanyak 194 teroris ditambah pelaku di Yogyakarta dan dan Indramayu (Jawa Barat) ditangkap, serta sekitar 20 pelaku lain yang ditembak mati oleh tim Densus 88 Mabes Polri.
"Kendati demikian, tolong yang dilihat jika aksi teror di Indramayu dan Yogyakarta bukan inisiatif dari pelaku melainkan dari petugas yang mengejar mereka," kata Kapolri saat berkunjung ke kediaman ulama kharismatik Habib Lutfie bin Ali Yahya di Pekalongan, Jateng, Selasa (17/7/2018) sore.
Tito mengatakan Polri sudah menyampaikan bahwa kasus terorisme dengan undang-undang yang lama mereka (para pelaku teror) dapat berkumpul, berbisik-bisik, dan menyebarkan ideologi terorisme dengan bebas sehingga Polri tak bisa berbuat apa-apa karena hal itu masalah demokrasi.
"Kasus bom di Surabaya, dengan mereka melakukan pidana telah membuka pintu gerbang bagi Polri dan penegak hukum untuk masuk yang tadi hanya semula tertutup pagar demokrasi dan sekarang kita baru bisa masuk melakukan tindakan penegakan hukum," tuturnya.
Kapolri mengatakan, penangkapan terduga teroris di Jalan Kaliurang, Sleman, DIY dan pelempar bom panci di Mapolresta Indramayu, Jawa Barat merupakan upaya pengejaran dari petugas melalui operasi pengawasan, operasi penjejakan dan operasi hunting atau pengejaran jaringan terorisme.
Tito juga menegaskan bahwa dirinya sudah menyampaikan pada jajaran agar jangan berhenti menumpas pelaku teror karena mereka sudah membuat kesalahan dengan melakukan serangan yang sudah melintasi batas hukum.
"Saya perintahkan (bawahan) mengejar semuanya (para teroris) karena mereka sudah membuat kesalahan dengan melakukan serangan yang sudah melintasi batas hukum," ujarnya.
Kapolri juga menyampaikan ucapan terima kasih pada jajarannya dan masyarakat karena banyak sekali agenda risiko tinggi dan rawan seperti Lebaran, Pilkada Jawa Tengah yang tetap, tenang, aman.
"Kami berterima kasih pada masyarakat Jawa Tengah bisa tercipta situasi dan kondisi adem (sejuk), ayem (aman) sehingga bisa menjadi contoh di daerah lain. Kami berharap pada masyarakat yang semula berbeda pendapat dan pilihan pada pilkada agar kembali memberikan kesempatan pada pemimpin terpilih untuk bekerja dan memikirkan rakyatnya," tuturnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait