SEMARANG, iNews.id - Calon Presiden Ganjar Pranowo pernah mendesak PT Tirta Utama Jawa Tengah (Perseroda) mengeluarkan undang-undang progresif dan memperluas akses masyarakat terhadap air bersih saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Hal ini mengingat kebutuhan air bersih di masa depan akan sangat besar, terutama di musim kemarau saat ini.
Ganjar menjelaskan, sejak musim kemarau saat ini, kebutuhan air sangat besar. Ia khawatir jika permintaan tidak dapat dipenuhi, masyarakat akan menerima lebih sedikit air bersih. Karena air bersih mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, air bersih sebenarnya merupakan kebutuhan yang paling penting.
Banyaknya keluhan terkait air dari perusahaan pemerintah menimbulkan kekhawatiran ini. Misalnya, apakah air sering dimatikan, airnya tidak bersih, atau tidak tersedianya jaringan listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Menanggapi hal tersebut, Ganjar meminta penggabungan PDAM dengan PT Tirta Utama Jawa Tengah. Dengan demikian, masyarakat mendapat pasokan air bersih yang baik dan merata.
Ganjar membangun Spam, sistem penyediaan air minum gratis dan tersebar yang menjangkau bahkan sebagian besar wilayah pedesaan di Jawa Tengah, untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Air bersih tersedia cukup untuk setiap warga Jawa Tengah.
Selain itu, Ganjar juga meresmikan kantor baru PT Tirta Utama Jateng Perseroda Pengelolaan Air Bersih Regional di Banyumanik, Kota Semarang. Di 130 kecamatan, setidaknya 310 desa mengalami masalah air bersih sepanjang tahun ini. Komunitasnya tersebar di 27 kota dan wilayah.
Menurut Trubus Rahadiansyah, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Ganjar telah melakukan tugasnya dengan baik dalam menyelesaikan permasalahan yang sudah berlangsung lama ini. Ia mengklaim kondisi penyediaan air bersih di seluruh kabupaten rawan krisis di Jateng saat ini belum ideal.
"Jateng wilayahnya luas. Jadi, ada daerah yang memang membutuhkan penanganan. Karena krisis, sekalipun sudah ditangani, tapi belum optimal sehingga krisis air itu masih mendera sebagian warga," ucap Trubus pada Agustus 2023.
Menurut Trubus, air masih ada di daerah-daerah yang terkena dampak kekeringan, meski ada rumah tangga tertentu yang masih mengalami permasalahan terkait air. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan pemerintah kota terhadap truk tangki untuk menyalurkan air. Menurut Trubus, pengelolaan air oleh masyarakat dinilai cukup baik karena sejauh ini belum ada gejolak yang nyata.
Ganjar sudah memperingatkan warga setempat untuk mewaspadai kemungkinan kekeringan dan darurat air bersih di beberapa tempat. Untuk membantu hal ini, telah dibuat rencana untuk menyediakan 7,1 juta liter air bersih.
Sekitar 7,1 juta liter air disumbangkan oleh berbagai sumber, dan ini merupakan tindakan sementara. Untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih dalam jangka panjang, Ganjar menguraikan dua tindakan yang harus dilakukan masyarakat setempat atau Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pertama, menanam lebih banyak pohon untuk menjaga dan menjaga sumber air. Kedua, penyaluran mata air untuk memperlancar kelancaran distribusi.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait