SEMARANG, iNews.id – Bencana kekeringan melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng). Kekeringan berdampak pada warga mengalami krisis air bersih.
Menurut Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, daerah yang pertama kali melaporkan kekurangan air bersih yakni Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Sebanyak 4.360 warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
"Sebagai upaya antisipasi dan penanganannya, BPBD Kabupaten Klaten telah mendistribusikan air bersih menggunakan mobil tanki hingga 30.000 liter," kata Abdul Muhari dikutip dari iNewsSemarang, Minggu (25/6).
Kemudian wilayah Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Sebanyak 234 warga kesulitan air bersih. BPBD Kabupaten Magelang telah mengirim pasokan air bersih hingga 10.000 liter.
Kekeringan juga dirasakan oleh 1.460 warga Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. BPBD Semarang telah mengirimkan air bersih hingga 10.000 liter.
Sementara, sebanyak 150 warga Desa Pojok, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan mulai merasakan kelangkaan air bersih. BPBD Kabupaten Grobogan telah mendistribusikan air bersih hingga 10.000 liter.
"Berdasarkan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, sebagian besar wilayah di Jawa Tengah, peluang curah hujan dilaporkan sangat rendah dengan prakiraan kurang dari 90 persen atau di bawah 50 mm hingga dasarian 3 Juli 2023," katanya.
Sebelumnya, BMKG juga menyatakan bahwa musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih panjang dari periode sebelumnya karena fenomena El-Nino. Selain kekeringan, BMKG juga menyebut musim kemarau tahun ini dapat memicu bencana kebakaran hutan dan lahan.
Editor : Ahmad Antoni
krisis air bersih kekeringan jawa tengah bpbd bmkg kota semarang Kabupaten Grobogan curah hujan prakiraan cuaca Kabupaten Klaten
Artikel Terkait