Ratusan jerigen memadati halaman sebuah SPBU di wilayah Kabupaten Rembang bagian timur. (iNews/Musyafa)

REMBANG, iNews.id Nelayan tradisional di wilayah pantai utara Kabupaten Rembang bagian timur semakin resah. Keresahan mereka akibat kelangkaan solar untuk keperluan melaut.

Abdul Charis, seorang pengepul rajungan di Kecamatan Sluke mengaku sempat memantau sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) setelah dirinya menerima banyak keluhan dari nelayan.

“Pengin lihat langsung seperti apa kondisinya. Dua bulan lalu sudah terjadi, tapi dua mingguan ini semakin parah, “ kata Charis, Jumat (22/10/2021).

Kondisi antrean jerigen terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sarang. Tumpukan jerigen kian bertambah, bahkan ada yang mengaku baru memperoleh jatah solar setelah antre selama seminggu. Dampaknya, waktu melaut menjadi molor.

“Di saat sudah pulang melaut dan mau berangkat lagi, nggak bisa langsung. Tapi harus menunggu lama, bahkan sampai seminggu. Kalau seperti ini terus, ekonomi susah, tambah terpukul, “ katanya.

Menurutnya, kebutuhan solar tiap nelayan berbeda-beda, tergantung jenis perahu dan kapal. Da mencontohkan perahu pencari rajungan, rata-rata 10 liter per hari. Sedangkan kapal yang sifatnya pulang harian bisa mencapai 50 liter.

Menanggapi masalah tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang, Fahrudin menjelaskan kelangkaan solar disebabkan pengurangan volume pengiriman oleh Depo Pertamina, karena pembatasan BBM bersubsidi dari pemerintah.

Pada saat kelangkaan awal yang pertama lalu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Depo Pertamina Semarang. Saat itu mampu diatasi, dengan menambah pasokan dari depo di Jawa Timur. “Kami dari Pemkab Rembang tidak tinggal diam, tapi selalu memantau perkembangan, “ kata Sekda 

Dia mengatakan, kalau masalah semacam ini masih saja terjadi, ia berjanji akan segera merapatkan lagi, untuk membahas solusi yang harus ditempuh ke depan.

“Bagaimana bisa mencukupi kebutuhan masyarakat, meski dengan cara kuota dibagi rata. Saya sudah perintahkan ke Bagian Perekonomian, masalahnya apa dan bagaimana solusinya. Kita akan rapatkan lagi, “ ujarnya.

Sementara itu, sejumlah operator SPBU di Rembang membenarkan jatah solar dari Pertamina berkurang. Contohnya, jika semula menerima 24 ton, kini menjadi 16 ton atau bahkan kadang hanya dijatah 12 ton per hari.

“Kita penjualan harus bisa ngatur sendiri mas, biar nggak sampai kehabisan total. Soalnya nggak cuma nelayan, kan ada pula kendaraan yang harus kita layani, “ kata seorang operator SPBU yang enggan disebut namanya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network