SOLO, iNews.id – Profesor Sofyan Anif kembali dipercaya menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) untuk kedua kalinya. Pelantikan sebagai Rektor periode 2021-2025, dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Profesor Haedar Nasir.
“Empat tahun yang lalu ketika saya dilantik untuk mengemban amanah yang pertama, saya menyampaikan penjabaran visi misi dan enam strategi untuk mengembangkan UMS. Serta target yang akan dicapai sebagai bentuk dokumen pengembangan jangka menengah,” kata Sofyan Anif saat menyampaikan pidato pelantikan, Kamis (8/4/2021).
Dirinya bersyukur dapat mengantarkan UMS pada capaian perkembangan dan kemajuan yang menggembirakan. Bahkan dalam berbagai aspek telah melampaui target yang diharapkan. Pada tahun 2017 sampai 2021, UMS telah menjadi perguruan tinggi yang semakin mendapatkan kepercayaan dan pengakuan, baik nasional maupun internasional.
“Salah satu bukti adalah animo mahasiswa baru dari tahun ke tahun yang menunjukkan peningkatan secara signifikan meskipun di masa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Bahkan animo mahasiswa baru sebelum dan sesudah pandemi meningkat 8,3 persen. Total mahasiswa pada awal tahun ajaran 2020/2021 berjumlah 35.773 orang. Sedangkan pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2021, sampai Maret kemarin sudah lolos seleksi 4.251 mahasiswa.
Demikian pula jumlah mahasiswa asing menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Total mahasiswa asing yang kini belajar di UMS sebanyak 366 mahasiswa. Sementara, jumlah program studi (prodi) yang telah terakreditasi A adalah 37 atau 63,33 persen dari total 60 prodi S1, S2, S3 dan prodi profesi. Masih ada 18 prodi terakreditasi B dan tiga prodi baru berdiri yang masih berstatus akreditasi minimal.
“Capaian ini telah melampaui target yang mestinya hanya 50 persen terakreditasi A pada tahun 2021,” ujarnya.
Selain itu tiga prodi telahmendapat kepercayaan internasional dengan diperolehnya akreditasi versi AUN-QA. Yakni prodi farmasi, keperawatan dan teknik arsitektur. Sofyan Anif juga memaparkan kemajuan bidang perpustakaan, perengkingan perguruan tinggi, klasterisasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) versi Kemenristekdikti, serta berbagai kemajuan lainnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait