KUDUS, iNews.id - Pesantren sebagai model dan basis pendidikan khas Indonesia tertua didorong melakukan revitalisasi institusi. Pesantren diharapkan menjadi salah satu wahana pengembangan kewirausahaan muda.
"Pesantren tidak saja mendidik para santri untuk mengkaji literasi keagamaan. Tetapi saatnya pesantren yang merupakan basis dan model pendidikan khas Indonesia tertua, mengembangkan minat dan bakat para pemuda santri melalui wirausaha," kata Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Asrorun Niam Sholeh.
Hal itu disampaikan melalui ruang virtual dalam agenda Pesantrenpreneur bertajuk Semangat Berwirausaha Pemuda Santri Tetap Inovatif Kala Pandemi yang diselenggarakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Untuk Indonesia (LADUNI) di Pondok Pesantren Nashrul Ummah, Mejobo, Kudus, Rabu (30/12/2020).
Pondok pesantren dikenal dengan kemandiriannya. Hal ini yang menjadi dasar mengembangkan minat dan bakat dalam membuat produk bisnis, serta menemukan target market yang tepat. Salah satu syarat kemandirian bangsa adalah mandiri di bidang ekonomi. “Buktikan cinta kalian pada negara dan bangsa. Kalau ingin menjadi bangsa mandiri, jadilah wirausahawan,“ ujarnya.
Setinggi-tingginya posisi karyawan, lanjutnya, keberadaannya tetap diatur. “Serendah-rendahnya pelaku wirausahawan, dia mandiri terhadap dirinya sendiri,” kata Asrorun Niam Sholeh. Untuk itu, dirinya mengajak santri dan alumni pondok pesantren terus memperbaiki nasib dan pendapatan, khususnya di tengah pandemi Covid-19, antara lain melalui wirausaha.
Minat dan bakat, menjadi penting dikembangkan karena menjadi salah satu kunci membangun kewirausahaan. Selain itu santri juga harus berani memulai dan tidak sekedar berangan-angan. Jika wirausaha sudah dijalankan, tentu akan membantu meningkatkan kesejahteraan. Tidak hanya untuk pengusaha tapi juga untuk masyarakat.
Pengasuh Pondok Pesantren Nashrul Ummah yang juga anggota DPR, Nusron Wahid mengatakan, agenda ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaku wirausaha di kalangan pesantren. “Pelaku wirausaha pesantren harus memiliki pemikiran progresif dan kreatif. Sehingga mampu mencari celah inovasi untuk mengembangkan wirausaha,“ kata Nusron Wahid.
Tim ahli LADUNI, Akhmad Nashruddin menyebut, partisipasi pemuda sangat dibutuhkan untuk bersama dalam memerangi pandemi Covid-19. Pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan wirausaha pemuda, khususnya di kalangan pesantren.
Selain itu juga memberikan bantuan kepada wirausahawan muda yang mengalami hambatan usaha akibat Covid-19. “Begitu juga untuk para wirausaha yang dapat membantu menggerakkan ekonomi masyarakat dalam bentuk sociopreneurship,” ujarnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait