JAKARTA, iNews.id - Selain Ashabul Kahfi atau tujuh pemuda yang ditidurkan oleh Allah di goa selama sekitar 350 tahun, ada juga nabi dari kaum Bani Israil yang dimatikan Allah SWT selama 100 tahun.
Para ulama berbeda pendapat tentang siapa orang yang dihidupkan kembali setelah dimatikan selama 100 tahun.Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ali ibnu Abu Talib yang mengatakan bahwa orang yang disebut dalam ayat ini adalah Uzair. Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim, Ibnu Abbas, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, dan Sulaiman ibnu Buraidah.
Kisah tersebut diabadikan dalam Alquran:
اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَاۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًاۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang-orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata:"Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah roboh" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya:"Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?". Ia menjawab:"Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman:
"Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, bagaimana kami menyusunnya kembali, kemudian Kami mentupnya kembali dengan daging".
Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata:"Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Al Baqarah: 259)
Mujahid ibnu Jabr mengatakan bahwa orang tersebut adalah seorang lelaki dari kalangan Bani Israil. Adapun negeri yang disebutkan dalam ayat, menurut pendapat yang terkenal mengatakan Baitul Maqdis.
Orang tersebut melaluinya setelah negeri itu dihancurkan oleh Bukhtanasar dan semua penduduknya dibunuh yang (temboknya) roboh menutupi atapnya. (Al-Baqarah: 259)
Maka lelaki itu berdiri seraya berpikir tentang kejadian yang menimpa negeri itu dan penduduknya, padahal sebelumnya negeri tersebut sangat ramai dan dipenuhi oleh bangunan-bangunan.
Lalu ia berkata: Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah roboh? (Al-Baqarah: 259) Dia mengatakan demikian setelah melihat kehancuran dan kerusakan negeri tersebut yang sangat parah, dan sesudah itu bagaimana cara mengembalikannya seperti semula. Firman Allah Swt.:
Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. (Al-Baqarah: 259)
Menurut suatu pendapat, negeri tersebut diramaikan kembali setelah tujuh puluh tahun kematian lelaki itu, penduduknya lengkap seperti semula, dan kaum Bani Israil kembali lagi ke negeri itu.
Ketika Allah membangkitkannya sesudah ia mati, maka anggota tubuhnya yang mula-mula dihidupkan oleh Allah adalah kedua matanya.
Dengan demikian, maka ia dapat menyaksikan perbuatan Allah, bagaimana Allah menghidupkan kembali dirinya. Setelah seluruh tubuh lelaki itu hidup seperti sediakala, maka Allah berfirman kepadanya melalui malaikat:
Berapakah lamanya kamu tinggal? Ia menjawab, "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari." (Al-Baqarah: 259)
Dia merasakan bahwa dirinya mati pada permulaan siang hari, kemudian dihidupkan kembali pada petang harinya. Akan tetapi, ketika ia melihat matahari masih tetap ada, ia menduga bahwa ia dibangkitkan dalam hari yang sama. Karena itulah ia berkata, "Atau setengah hari."
Maka Allah Swt. menjawab dengan melalui firman-Nya: Allah berfirman, "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah." (Al-Baqarah: 259) Demikian itu karena menurut kisahnya disebutkan bahwa lelaki itu membawa buah anggur, buah tin, dan minuman jus.
Maka ia melihatnya masih utuh seperti semula, tiada sesuatu pun yang berubah; minuman jusnya tidak berubah, buah tinnya tidak masam dan tidak busuk, serta buah anggurnya tidak berkurang barang sedikit pun. dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang-belulang). (Al-Baqarah: 259).
Yakni bagaimana Allah Swt menghidupkannya kembali dengan disaksikan oleh kedua matamu. Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia. (Al-Baqarah: 259) Yaitu sebagai dalil yang membuktikan adanya hari berbangkit. Dan lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu, bagaimana Kami menyusunnya kembali. (Al-Baqarah: 259)
As-Saddi dan lain-lainnya mengatakan bahwa tulang-belulang keledainya telah bercerai-berai di sebelah kanan dan kirinya. Lalu ia memandang ke tulang-belulang itu yang berkilauan karena putihnya. Kemudian Allah mengirimkan angin, lalu angin itu menghimpun kembali tulang-belulang itu ke tempat semula. Kemudian masing-masing tulang tersusun pada tempatnya masing-masing, hingga jadilah seekor keledai yang berdiri berbentuk rangka tulang tanpa daging.
Selanjutnya Allah memakaikan kepadanya daging, otot, urat, dan kulit, lalu Allah mengirim malaikat yang ditugaskan untuk meniupkan roh ke dalam tubuh keledai itu melalui kedua lubang hidungnya. Maka dengan serta merta keledai itu meringkik dan hidup kembali dengan seizin Allah Swt. Semuanya itu terjadi di hadapan pandangan mata Uzair.
Setelah ia menyaksikan hal itu dengan jelas dan kini ia mengerti, maka ia berkata yang perkataannya disitir oleh firman-Nya: Dia berkata, "Saya yakin bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (Al-Baqarah: 259) Yakni saya yakin akan hal ini karena saya telah menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, dan saya adalah orang yang paling mengetahui hal ini di antara semua manusia yang hidup di zaman saya. Menurut ulama yang lain, ayat ini dibaca ilam yang artinya ketahuilah, sebagai perintah buat dia untuk mengetahuinya.
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir, Surat Al Baqarah: 259
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait