PEMALANG, iNews.id – Sungguh memilukan nasib yang dialami Rahmad Hidayatullah (32), warga Desa Pedurungan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Dia mengalami kebutaan permanen gegara sering bermain game tanpa henti.
Derita yang dialami Rahmad terjadi pada tahun 2012, sepuluh tahun lalu. Waktu itu, Rahmad yang berasal dari Kampung Kadubelang, Pandeglang, Banten, masih bekerja di sebuah pabrik di Jakarta.
Rahmad, yang saat ini telah dikarunia dua orang anak menceritakan kisah pilunya kepada tim MNC Portal, saat tak sengaja bertemu di sebuah warung angkringan dekat Kantor DPU Pemalang, Kamis (13/10/2022).
Rahmad yang sedang beristirahat sambil minum menceritakan bahwa dirinya saat pertama kali mengalami kejadian itu (kebutaan) tahun 2012. "Saat itu sekitar bulan Maret kalau gak salah mas," ujar Rahmad memulai kisahnya.
"Karena libur, gak ada kerjaan saya di warnet main game selama empat hari," katanya. Dalam kondisi gelap di ruangan warnet, lanjut Rahmad bercerita, tiba-tiba pada hari keempat saya main game, mata saya gelap tidak bisa melihat, rasanya pandangan mutar semua.
"Sambil sempoyongan akhirnya saya pulang ke rumah di Tegal Alur Jakarta," ujar dia mengingat kejadian awal mula kebutaannya itu.
Keesokan harinya, dengan diantar temannya, Rahmad memeriksakan matanya di sebuah rumah sakit di daerah Cengkareng, Jakarta Barat.
Tapi nasib berkata lain, dari hasil pemeriksaan matanya itu, sungguh di luar dugaan dirinya, betapa terkejutnya, saat dirinya mengetahui telah mengalami kebutaan, kebutaan yang permanen sampai sekarang.
Berbagai pengobatan telah dia tempuh, tapi tak juga berhasil. Kini, bapak dua orang anak ini hanya bisa menyesali dirinya, dan pasrah.
Namun, kendati demikian nasib yang dialaminya kini, dirinya tidak putus asa dalam mengarungi kehidupannya. Bersama istri dan dua orang anaknya, kini dia tinggal di Desa Pedurungan, Kecamatan Taman, Pemalang.
Untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya sehari-hari, Rahmad berjualan kerupuk goreng, dengan berkeliling ke warung-warung atau warga desa sekitar.
"Kalau lagi ramai, saya dapat upah Rp100.000 mas, kalau lagi sepi Rp60.000-an, bahkan kadang kala ya gak dapat duit sama sekali," ujarnya
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait