MALANG, iNews.id - Ratu Shima merupakan penguasa Kerajaan Kalingga sekaligus menjadi perempuan pemimpin pertama di Tanah Jawa. Dia begitu memperhatikan dinamika keseimbangan antara agama dan politik pemerintahan.
Selama masa pemerintahan Ratu Shima, moral dan landasan agama diutamakan. Ketika itu ada dua agama yang dianut sebagian besar masyarakat Kalingga, yakni Hindu Siwa dan Buddha.
Kedua agama ini hidup rukun di bawah kepemimpinan bijaksana sang ratu. Tak ayal rakyatnya begitu menghormati sosok pemimpin perempuan tersebut.
Pada masanya, sang ratu memerintahkan pembangunan tempat peribadatan. Konon ada ratusan candi yang dijadikan tempat ibadah diperintahkan dibangun di wilayah Adi Hyang yang kini bernama Dieng, Jawa Tengah. Hal ini sebagaimana dikisahkan dari buku "Perempuan - Perempuan Tangguh Penguasa Tanah Jawa" tulisan Krishna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad
Konon ada sekitar 400 buah candi dikerjakan dan dibangun di wilayah bekas pusat pemerintahan suaminya Raja Kartikeyasingha. Pembangunan-pembangunan candi ini diduga kuat dibuat mulai abad 7 hingga abad 8.
Pembangunan ratusan candi Hindu di wilayah Adi Hyang semakin menguatkan Ratu Shima merupakan penganut Hindu Siwa.
Di masa pemerintahan Ratu Shima, agama Hindu lebih maju ketimbang Buddha yang dikembangkan Raja Sailendra. Dari sisi politik, sang ratu juga terkenal bijak dan cerdas memperhatikan keamanan negerinya dari serangan kerajaan lain.
Ratu Shima menjalin persahabatan dengan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Galuh. Di masa itu Sriwijaya dipimpin oleh Raja Sri Jayanasa, sedangkan Kerajaan Galuh di bawah kekuasaan Tarusbawa. Hubungan ketiga kerajaan tersebut dikenal dengan nama Mitra Pasamayan.
Namun beberapa sejarawan menentang pendapat tersebut. Sebab Kerajaan Kalingga hanya menjalin persahabatan dengan Galuh, bukan dengan Sriwijaya. Mengingat Ratu Shima menolak tawaran hubungan bilateral dengan Kerajaan Sriwijaya, karena kerajaan tersebut pernah menyerang Kerajaan Melayu Sribuja yang merupakan kekuasaan paman dari mendiang suaminya Kartikeyasingha.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait