KENDAL, iNews.id – Polres Kendal masih menyelidiki kasus penemuan mayat pemandu lagu, Fitria Anggreni, yang dicor di bak mandi rumah pelaku pembegalan, Jumat sore (23/2/2018) di Desa Puguh, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah (Jateng). Dari pengakuan pelaku, dia tega membunuh korban karena persoalan utang.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kendal Ajun Komisaris Polisi (AKP) Aris Munandar mengatakan, dari pengakuan awal, tersangka Didik Ponco Sulistio, warga Desa Puguh, Kecamatan Boja, Kendal, jengkel pada korban karena korban meminjam uang pada tersangka. Saat utangnya ditagih, korban Fitria Anggreni, warga Dusun Tanggulanin, Desa Margosari, Kecamatan Limbangan, malah mengatakan sesuatu yang tidak enak.
“Dari pengakuan tersangka, saat dia menagih uangnya yang dipinjam korban, korban mengeluarkan kata-kata yang tidak enak, kata-kata kasar sehingga pelaku jengkel dan membunuh korban,” kata AKP Aris Munandar.
Polres Kendal juga melakukan autopsi jenazah korban di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Jawa Tengah (Jateng) untuk menyelidiki penyebab korban tewas. Diduga, sebelum jenazah korban dicor di bak mandi, korban lebih dulu dicekik pelaku hingga tewas. “Korban dicekik dengan menggunakan selendang di rumah pelaku,” kata Aris.
Penemuan mayat pemandu lagu bernama Fitria Anggreni berawal saat petugas Resmob Polres Kendal menangkap pelaku pembegalan Didik Ponco Sulistio di rumahnya, wilayah Boja, Kendal. Ketika diperiksa petugas, pelaku mengaku sudah melakukan pembunuhan dan mayatnya dicor di bak mandi rumahnya.
Diduga korban sudah dihabisi sepekan silam. Jenazahnya lalu dimasukkan ke bak mandi. Untuk menghilangkan jejak, pelaku kemudian menimbun jasad korban dengan pasir dan semen agar tidak menimbulkan bau busuk. Polisi yang memeriksa bak mandi curiga karena terdapat urugan pasir dan semen di dalam bak mandi. Saat dibongkar, mayat korban ditemukan hanya mengenakan pakaian dalam.
Korban dan Tersangka Punya Hubungan Spesial
Sementara itu, hubungan pelaku dan korban belum diketahui pasti. Namun menurut Kepala Dusun (Kadus) Tanggulangin, Desa Margosari, Kecamatan Limbangan, Munawar, korban dan pelaku memiliki hubungan dekat dan spesial. “Katanya mereka sering berkomunikasi. Korban sering dijemput dari rumah,” kata Munawar.
Munawar mengatakan, dari pengakuan keluarga korban, mereka sudah sepekan tidak mengetahui kabar Fitria Anggreni. Terakhir Jumat lalu, pelaku janjian dengan korban untuk dijemput di rumah sekitar jam 14.00 WIB. “Namun, setelah dijemput itu, sampai hari ini, nggak pernah ada komunikasi lagi dengan keluarga. Korban nggak pernah pulang lagi sudah seminggu, dari Jumat ke Jumat. Keluarga baru tahu korban tewas tadi pagi. Informasinya dari polsek ke pak lurah, dari pak lurah ke saya, baru ke keluarga,” kata Munawar.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait