DEMAK, iNews.id – Capres Prabowo Subianto mendapatkan sambutan hangat dari para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Al Hidayat Krasak, Temuroso, Guntur, Demak, Jawa Tengah (Jateng). Mereka secara bergantian mencium tangan ketua umum dan ketua dewan pembina Partai Gerindra itu.
Kedatangan Prabowo ke Ponpes Al Hidayat untuk meminta doa restu para kiai khos dalam pencalonan Pilpres 2019. Prabowo juga memberikan hormat dan sungkem layaknya santri ketika berjumpa dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayat, Kiai Misbah, atau Mbah Misbah Krasak.
Di hadapan kiai, Prabowo mengatakan salah satu tugas pemimpin dalam Islam yaitu membebaskan rakyat dari kemiskinan. Dia menjelaskan pemimpin tidak boleh membiarkan rakyatnya kesulitan.
“Tugas pemimpin dalam Islam yaitu memberantas kemiskinan. Tidak boleh pemimpin membiarkan rakyatnya dalam kesulitan. Rakyat harus hidup dengan layak sehingga akan tercipta adil dan makmur,” kata Prabowo, Sabtu (29/9/2018) sore.
Dalam sambutannya Prabowo meminta kiai atau santri tidak harus memilihnya. Dia hanya berbicara tentang sosok yang harus memimpin Indonesia yaitu mampu mengamalkan Pancasila dan Undang Undang Dasar (UUD) 1945.
“Ekonomi kita ada di Pasal 33 UUD 1945. Jadi kalau tidak dilaksanakan ekonomi kita morat-marit tidak akan kuat. Saya sudah bicara ini bertahun-tahun. Kita harus patuhi para pendiri bangsa, setia pada Pancasila dan UUD 1945. Kalau kita tidak setia, ya ada akibatnya,” ujarnya.
Usai berdialog dengan kia khos, Prabowo pun berpamitan. Banyak warga mengelu-elukan Prabowo presiden. Bahkan saat Prabowo menuju mobil, salah satu guru honorer sengaja menerobos barikade pengamanan untuk curhat tentang nasibnya dan kawan-kawan yang terancam gagal menjadi PNS.
Guru honorer tersebut meminta prabowo memperjuangkan nasibnya supaya tidak ada pembatasan umur untuk pengangkatan PNS. Mendapat curhatan tersebut Prabowo lantas menganggguk dan berkata iya.
Editor : Muhammad Saiful Hadi
Artikel Terkait