BOYOLALI, iNews.id – Para peternak ayam petelur di Kabupaten Boyolali melakukan afkir dini sebagai dampak anjloknya harga telur. Menjual ayam yang masih produktif dianggap upaya paling tepat guna menekan kerugian yang lebih besar.
Upaya efisien produksi antara lain dilakukan para peternak di Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Mereka melakukan rasionalisasi jumlah, pekerja, dan afkir dini ayam meskipun masih produktif.
Harga telur di tingkat peternak saat ini hanya sekitar Rp14.500 per kilogram. Harga tersebut tidak sebanding dengan biaya produksi setiap harinya.
“Selain anjloknya harga telur, kami juga dihadapkan dengan tingginya jagung yang mencapai Rp6.800 per kilogram,” kata Krishandrika Emanuel Raharjo, salah satu peternak ayam petelur di Boyolali, Selasa (5/10/2021).
Dikatakannya, para peternak beberapa waktu lalu telah mengurangi jumlah karyawan. Kini mereka mulai mengurangi jumlah ternak atau afkir dini ayam yang masih produktif guna menekan kerugian yang lebih besar.
Ayam berumur 60-70 minggu terpaksa diafkir. Padahal secara normal, afkir ayam harus sudah berumur di atas 80 minggu.
“Tidak hanya telur, harga ayam afkir juga mengalami penurunan. Biasanya Rp20.000 per kilogram, saat ini hanya Rp12.500 per kilogram,” ucapnya.
Para peternak berharap krisis segera berlalu, sehingga harga pakan kembali murah. Sementara harga telur ayam kembali naik.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait