SEMARANG, iNews.id – Kalangan legislatif menyebut hampir 80 persen kedisiplinan anak hilang selama mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Atas kondisi tersebut, karakter anak perlu kembali dibentuk agar mereka bisa bersemangat menimba ilmu.
“Anak-anak tidak belajar tatap muka sudah hampir dua tahun. Mereka kehilangan rasa disiplin. Mereka bangun siang, tidak mandi. Disiplinnya hilang hampir 80 persen,” kata anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Dyah Ratna Harimurti saat Rakor Forum Media Sayang Anak dan Perempuan yang digelar DP3A Kota Semarang.
Menurut dia, peran orang tua sebagai lingkaran pertama pendidikan anak sangat diperlukan. Orang tua bertanggung jawab untuk mendukung anaknya agar kembali semangat sekolah.
Pasalnya, selama PJJ atau daring, anak-anak terbiasa menjelajah internet dalam mengerjakan tugas. “Orang tua menjadi nomor satu yang harus support anak. Kalau orang tua tidak support, apalagi guru atau pemerintah. Ring pertama orang tua,” katanya.
Selain itu, kata dia, membangkitkan semangat anak perlu didukung pula dengan kegiatan di sekolah. Pembelajaran tatap muka (PTM) tidak melulu menerima materi pembelajaran. Anak-anak membutuhkan ruang untuk membangkitkan semangat.
Pihak sekolah juga perlu melakukan upaya untuk mengembangkan ide dan kreativitas peserta didik, semisal dengan perlombaan sederhana maupun classmeeting.Tentu dengan memperhatikan protokol kesehatan.
“Kerja tim harus dikenalkan kembali agar tidak canggung. Kita siapkan mereka ke depan hidup normal. Ide dan kreatifitas harus dipacu,” ujarnya.
Sementara, Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan, peran media dalam membangun Kota Semarang sangat penting. Sayang perempuan dan anak menjadi program pemerintah pusat.
Pemkot Semarang mencoba agar kekerasan terhadap anak bisa dikendalikan. Meski Kota Semarang telah mendapatkan penghargaan pengarustamaan gender, menurutnya, perempuan dan anak tetap menjadi perhatian Pemkot.
“Penghargaan sebagai bonus. Kami bergerak dalam rangka membangun kebersamaan, kita harus perhatikan perempuan dan anak agar mereka hidup happy tanpa ada kekerasan,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
pembelajaran jarak jauh Pembelajaran tatap muka kota semarang protokol kesehatan dprd kota semarang
Artikel Terkait