Celana apung batik yang diciptakan mahasiswa UNS Solo untuk menanggulangi kecelakaan air. Foto: Ist.

SOLO, iNews.id – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat celana apung untuk menanggulangi kecelakaan air. Konsep yang diusung sebagai solusi dalam hal kemitigasian kecelakaan air.

Celana apung dibuat Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS. Para mahasiswa yang terlibat di dalamnya adalah Andian Hidayat dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi sebagai ketua tim. 

Sedangkan anggotanya terdiri atas Ajeng Pangesti dan Toni Pranada dari Prodi Pendidikan Geografi, serta Ava Ananda Gitaloka dan Rahma Surya Kusuma Putri dari Prodi Pendidikan Bahasa Jawa. Mereka dibimbing oleh Lintang Ronggowulan.

“Produk celana apung ini bersifat waterproof dan windproof. Dapat digunakan sebagai celana pada umumnya, dan bisa dikembangkan dalam keadaan darurat. Maka fleksibel, juga mempunyai katup udara untuk memudahkan penggembungan dan mempunyai sistem double layer, dan mempunyai corak batik khas Nusantara,” kata Andian Hidayat, Jumat (20/8/2021).

Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan agar celana apung dapat bekerja. Langkah pertama adalah membuka katup udara yang terdapat di samping badan celana. Kedua, meniup beberapa kali hingga gelembung pelampung benar-benar menggelembung secara maksimal mengisi seluruh ruang kosong di dalam celana apung. 

Ketiga, setelah gelembung pelampung terisi udara, segera tutup katup udara dengan rapat. Terakhir, celana apung dapat digunakan untuk mengapung di atas air. Produk celana apung ini memiliki kelebihan bersifat tahan air dan tahan angin.

Andian berharap, inovasi yang mereka ciptakan dapat menyumbang medali emas untuk UNS. Pada Agustus ini diagendakan sudah bisa dirilis produk celana apung. 

“Semoga karya PKM-K ini bisa menyumbang medali emas di pagelaran Pimnas 34 kelak,” katanya. 

Ide pembuatan celana apung disambut Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Geografi FKIP UNS, Dr Yasin Yusup yang menilai sebagai ide  yang cemerlang.

“Celana apung menjadi ide yang cemerlang terkait mitigasi bencana banjir di Indonesia karena merupakan bencana yang paling sering terjadi. Pada tahun 2020, ada 1.518 kejadian dengan cakupan wilayah yang luas dan korban yang terdampak juga banyak,” kata Yasin Yusup.

Adanya inovasi celana apung bukan hanya berpotensi untuk mengurangi risiko banjir, namun juga menjadi peluang untuk variasi baru pariwisata air. Selain itu, produk celana apung menggunakan motif batik megamendung. 

Batik megamendung mengandung makna melindungi dan mengayomi. Penggunaan motif batik megamendung pada produk celana apung juga didukung Dr Djoko Sulaksono, Kaprodi Pendidikan Bahasa Jawa. 

“Batik megamendung memiliki makna filosofi bahwa manusia harus bisa mengendalikan hawa nafsunya di keadaan apapun, seperti halnya awan redup yang membuat kedamaian situasi,” kata Djoko. 

Pemilihan motif batik megamendung dalam produk celana apung dapat menjadi salah satu sarana pengenalan dan pelestarian warisan budaya adiluhung. Hal itu merupakan langkah yang sangat bagus.  


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network