Makna filosofis dan sejarah batik parang, motif tertua di Indonesia sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura. (Foto: Istimewa).

SOLO, iNews.id – Makna filosofis dan sejarah batik parang perlu diketahui bersama. Batik Parang memiliki makna filosofis mendalam dan sejarah menarik untuk diulas.

Batik merupakan bagian dari budaya Indonesia yang sudah diakui United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2009 sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi atau Intangible Cultural Heritage (ICH). 

Berkat pengakuan ini, Indonesia turut memperingati Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober. Batik diketahui telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. 

Motif batik berbeda-beda sesuai dengan daerah penghasil batik tersebut. Batik ikut menggambarkan kekayaan bangsa Indonesia yang beragam, mulai dari adat istiadat hingga unsur alamnya. 

Indonesia telah memiliki 5.849 motif batik, salah satunya batik parang.

Berikut Makna Filosofis dan Sejarah Batik Parang

Merupakan batik dengan motif paling tua di Indonesia. Batik Parang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura. Batik ini juga disebut sebagai batik sakral karena dulunya hanya boleh digunakan oleh raja dan kesatria kerajaan. 

Rakyat biasa dilarang memakai motif batik ini. Sesiring berjalannya waktu kini batik parang sudah boleh digunakan semua kalangan masyarakat.

Batik Parang berasal dari Jawa Tengah, terutama daerah Solo dan Yogyakarta. Batik parang Solo dan Yogyakarta memiliki kemiripan karena dulunya kedua daerah ini menyatu. Perbedaan antara kedua jenis batik ini terletak pada bentuk dan warna.

Bentuk batik parang Yogyakarta diagonal kanan atas ke kiri bawah. Sementara itu, batik parang Solo diagonal kiri atas ke kanan bawah. 

Warna batik parang Solo dominan cokelat soga, sedangkan batik parang Yogyakarta ditambah campuran warna putih dan hitam.

Parang berasal dari kata dalam bahasa jawa, yakni pereng atau lereng. Motifnya bersusun seperti huruf “S” seperti ombak laut yang tidak terputus dan saling mengikat. 

Susunan motif yang saling mengikat melambangkan kesinambungan. Bentuk huruf “S” melambangkan kekuatan, kekuasaan, kewibawaan, keberanian dan semangat yang tidak pernah padam bak ombak pemecah karang.

Melansir dari artikel jurnal Makna Motif Batik Parang sebagai Ide dalam Perancangan Interior karya Sella Kristie dkk menjelaskan, batik parang memiliki makna filosofis mendalam. 

Motif saling berkesinambungan bermakna hidup yang tidak pernah putus, konsisten memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan dan memperbaiki hubungan manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya. 

Sementara itu dilansir dari ditsmp.kemdikbud.go.id menjelaskan, makna motif batik parang secara filosofis merupakan tidak pantang menyerah. Motif yang saling terkait bermakna perjuangan tidak pernah putus.

Ada juga yang menyebutkan, motif batik parang konon ditemukan oleh Sultan Agung dari Mataram. Motif ini terinspirasi dari ombak laut yang berkesinambungan dengan kekuatan luar biasa hingga mampu memecah kerasnya karang.

Inspirasi itu diperoleh ketika Sultan Agung bermeditasi di Pantai Selatan. Inspirasi ini kemdian digambarkan dalam bentuk motif batik yang kini kenal batik parang.

Sesuai perkembangan zaman, batik parang memiliki beragam jenis, yaitu parang barong, parang kusumo, parang rusak, parang curigo, parang pamor, parang tuding, parang centung, parang klitik, dan masih banyak lagi. 

Semua jenis parang ini sudah mempunyai makna sendiri. Masing-masing berbeda penggunaannya yang menunjukkan status orang yang memakainya.

Itulah makna filosofis dan sejarah batik parang yang menarik untuk diketahui. Sebagai warisan budaya sangat penting dan bangga memakai batik yang kini telah mendunia.


Editor : Kurnia Illahi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network