Rina Suryani SPd
Penulis adalah Guru MTs Negeri 3 Tegal
Menulis merupakan salah satu keterampilan yang terdapat pada silabus mata pelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan tersebut antara lain dirumuskan dalam kompetensi dasar untuk kelas IX SMP/MTs dengan nomor KD 4.6 yang berbunyi mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986).
Pengalaman di lapangan menunjukkan masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis. Hal ini sejalan dengan laporan PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2019, skor literasi (membaca dan menulis) Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara. Demikian juga tahun sebelumnya di peringkat 74 dari 79 negara.
Berdasarkan fakta tersebut, penulis mencoba satu solusi meningkatkan keterampilan menulis dengan cara mengembangkan status di media sosial. Hipotesa ini diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marham Jupri Hadi (2016) dengan judul “Pemanfaatan Media Social Facebook sebagai Media Peningkatan Kemampuan Menulis Mahasiswa”.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa facebook sebagai media untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan mahasiswa bisa dioptimalkan sebagai salah satu inovasi pembelajaran bahasa, khususnya untuk meningkatkan keterampilan menulis.
Sejalan dengan itu, Eni Sugiarti (2018) juga menyebutkan bahwa penggunaan media jejaring sosial facebook dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi.
Keterampilan menulis merupakan kemampuan menuangkan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat-kalimat atau paragraf dengan bahasa yang baik dan benar.
Kegiatan menulis berkaitan dengan kegiatan mengarang karena mengarang merupakan bagian dari kegiatan menulis. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
Keterampilan menulis merupakan bentuk keterampilan yang meluapkan gagasan atau pikiran ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis, berupa huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu.
Siswa harus dapat membuat tulisan yang dapat dipahami oleh orang lain. Oleh karena itu siswa dituntut terampil dalam menggunakan kata, kalimat, dan lambang bahasa yang menarik.
Media sosial adalah sebuah tempat virtual untuk bersosialisasi satu sama lain yang dilakukan secara online sehingga memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Sosial media dapat dikelompokan menjadi beberapa, antara lain (1). Social Networks ; media untuk bersosialisasi dan berinteraksi. (2). Discuss ; media yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan diskusi. (3). Share ; media yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file, video, music, dll. (4).Publish ; media yang memfasilitasi kita untuk menyampaikan atau menyebar luaskan ide, hasil karya dan informasi.
Dalam situs jejaring sosial ini, penggunanya dapat mengunggah berbagai informasi mengenai dirinya, sehingga para pengguna lainnya dapat mengetahui informasi tersebut untuk lebih mengenal pemilik akun. Tidak hanya itu, para pengguna akun juga dapat saling mengomentari berbagai hal seperti tulisan status ataupun informasi lainnya yang mereka bagikan dalam situs jejaring sosial ini. Beberapa manfaat media sosial antara lain ; menjalin silaturahmi, tempat belajar, refreshing, bisnis, tempat mencurahkan pemikiran dan perasaan, tempat menyimpan data serta kenangan.
Orang menuliskan status pada akun sosial media, pasti mempunyai latar belakang yang mendorongnya. Dengan menulis status di media sosial, si pembuat status berharap diketahui orang, dilihat, dibaca, dikomentari, atau dikasih tanda suka.
Meskipun jamaknya tulisan pada status medsos itu padat, ringkas bahkan ada yang dengan bahasa kiasan, status medsos itu tentu menyimpan cerita yang dapat dikembangkan.
Dengan berpedoman pada unsur-unsur menulis cerita misalnya, siswa dapat kita ajak mengembangkan lebih luas status yang ia buat di media sosial menjadi sebuah tulisan. Guru dapat membimbing siswa mulai dari penajaman tema, tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sampai sudut pandang, gaya bahasa serta amanat.
Sejalan dengan kebijakan pembelajaran jarak jauh, semoga pengembangan status di media sosial menjadi sebuah tulisan yang lebih berbobot, dapat menjadi salah satu metode alternatif dalam pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan menulis.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait