BOYOLALI, iNews.id - Pascanaiknya status Gunung Merapi dari Waspada ke Siaga, jumlah pengungsi di wilayah terdampak Merapi terus bertambah. Hingga Senin (16/11/2020), jumlah warga lereng Merapi di tiga desa Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali yang dievakuasi ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) mencapai 453 orang.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra menyebut, jumlah warga di dukuh yang dievakuasi ke TPPS di Balai Desa Tlogolele Kecamatan Selo Boyolali tersu bertambah kini menjadi 277 jiwa baik anak-anak, balita, lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan disabilitas.
Menurutnya, pengungsi bertambah karena tingkat kenyamanan orang berbeda-beda, awalnya evakuasi ada 133 orang yang merasa tidak nyaman terkait ancaman bencana erupsi Merapi. Namun, warga yang mengungsi setelah ada sosialisasi kini bertambah menjadi 277 orang.
Sebanyak 277 jiwa yang rentan tersebut terdiri dari anak-anak 47 anak, balita 63, lansia 31 orang, ibu hamil lima orang, ibu menyesuai 63 orang, disabilitas tiga orang, dewasa 65 orang yang tidak nyaman di rumah minta dievakuasi.
"Ada empat dukuh di Desa Tlogolele yang dievakuasi yang masuk rentan yakni Stabelan atau masuk radius 3 Kilometer dari puncak, Takeran (3,5 km hingga 4 km), Belang dan Gumuksari (radius 5 km)," kata Edy Saputra.
Terkait persediaan logistik untuk warga pengungsi di Desa Tlogolele, kata dia, masih mencukupi untuk empat hingga lima hari ke depan. Namun, untuk bahan kekurangan di TPPS antara lain matras atau kasur, bantal, selimut, kebutuhan wanita seperti sabun, dan kebutuhan bayi seperti susu, makanan bayi, serta pempres.
Selain Desa Tlogolele yang masih kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Merapi di Kabupaten Boyolali yang diinstruksikan untuk mengungsi yakni Klakah dan Jrakah. Namun, Pemdes Jrakah yang telah menyiapkan TPPS untuk warganya di balai desa hingga kini belum ada yang mau dievakuasi.
Kepala Desa Klakah Marwoto mengatakan jumlah warga yang pengungsi di TPPS Balai Desa Klakah yakni dari Dukuh Sumber yang terletak di radius 3 km dari puncak Merapi dan Bakalan radius sekitar 3,5 Km hingga 4 Km.
"Kami mendata sejak Merapi statusnya naik dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), per tanggal 5 November 2020 hingga sekarang jumlah pengungsi di Desa Klakah ada 176 orang," kata Marwoto.
Menurutnya, jumlah pengungsi awalnya sebanyak 136 orang, dan tambahan anak-anak pada Minggu (15/11) sore, 40 anak sehingga totalnya 176 orang. Mereka warga asal Dukung Sumber dan Bakalan yang di TPPS balai desa.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait