BATANG, iNews.id – Keterbatasan fisik bukan halangan untuk berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi masyarakat. Tekad itu tampak terpatri pada diri Khosiin (49), warga Desa Sukomangli RT 01 RW 01 Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Masih jelas dalam ingatannya saat sebuah kejadian yang kemudian membawa dampak besar pada hidupnya. Hal itu terjadi 17 tahun silam di Jakarta.
Ketika itu profesinya sebagai sopir terhenti. Hal itu karena dia mengalami kecelakaan hebat. Khosiin juga harus kehilangan kaki kanannya karena terpaksa diamputasi pascakecelakaan.
Lembaran baru seakan yang dijalaninya setelah kecelakaan. Alat bantu berjalan selalu di genggaman. Tidak ada kegiatan menghabiskan waktu di jalan sebagai sopir dalam kamus hidup Khosiin. Dia kemudian memutuskan kembali ke kampung halaman.
Tak diduga, ketika tiba di tanah kelahiran hanya cibiran yang diterima Khosiin. Dia dipandang sebelah mata oleh tetangganya sendiri. Melihat kondisi Khosiin yang hanya memiliki satu kaki menjadi alasan.
“Ada kata-kata yang membuat hati saya tersayat. Tapi saya bertekad tidak akan menyerah dalam keterbatasan,” kata Khosiin saat bertemu dengan tim Aksi Cepat Tanggap pada pertengahan April 2021.
Di kampung halaman, Khosiin bersemangat untuk mencari kerja. Meski untuk berjalan harus dibantu alat, dia terus berikhtiar. Dirinya yakin pertolongan Allah bakal menghampiri jika hambanya mau berusaha.
Dari pekerjannya barunya, Khosiin mengumpul rupiah demi rupiah untuk memodifikasi motornya menjadi roda tiga. Hal ini dilakukan agar mobilitasnya mudah.
“Kendaraan tersebut saya gunakan untuk berdagang kecil-kecilan. Kelebihan uangnya saya maksimalkan untuk mendukung kegiataan sosial,” katanya.
Khosiin sendiri tergabung sebagai relawan Yayasan Muamalat Cinta Yatim Indonesia. Yayasan tersebut merupakan mitra ACT Jawa Tengah.
Berbagai aksi kemanusiaan telah terjalin, yang rutin ialah pendistribusian sembako untuk lansia, bantuan pendidikan anak yatim dan yatim piatu, serta pembagian alat bantu bagi difabel lainnya di Kabupaten Batang.
“Kami datangi gang-gang kecil, kami datangi pelosok desa, kami datangi pinggiran kota, hanya untuk mendengar keluhan mereka yang kekurangan. Kami ingin berbuat sesuatu agar mereka punya harapan,” ujar Khosiin.
Soal keinginan terbesarnya, dia hanya ingin bisa lebih banyak membantu saudara yang memiliki kekurangan dan keterbatasan. “Saya hanya berdoa agar segalanya diberkahi. Saya juga ingin ketika harus berpulang (meninggal) bisa menjadi tetangga Rasulullah di surga kelak,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait