Talkshow Strategi Industri Peternakan dalam menghadapi Era Kenormalan Baru yang digelar secara virtual, Sabtu (13/6/2020). Talkshow ini merupakan rangkaian acara Halalbihalal Keluarga Alumni Fapet Unsoed. (Foto: IST)

JAKARTA, iNews.id - New normal atau tatanan baru di tengah pandemi Covid-19 mulai diberlakukan di berbagai sektor, termasuk industri peternakan. Masa depan industri ini, khususnya perunggasan, diyakini masih positif di era new normal.

Menurut  pakar, harga ayam broiler dan telur di Indonesia secara konsisten lebih tinggi daripada negara-negara di Eropa dan Amerika. Selain itu, penduduk Indonesia yang mayoritas muslim membuat permintaan terhadap produk unggas lebih kuat.

“Pertumbuhan produk atau industri unggas yang konstan, namun didukung kenaikan permintaan membuat harga produk unggas tetap tinggi. Ini yang menjadikan harapan terhadap industri perunggasan tetap positif,” ujar Dekan Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Prof Ismoyowati dalam talkshow Strategi Industri Peternakan dalam menghadapi Era Kenormalan Baru, Sabtu (13/6/2020).

Ismoyowati mengatakan, industri perunggasan merupakan sektor utama bagi perekonomian nasional. Sektor ini menyumbang 65 persen suplai protein hewani di Indonesia dan menyerap 10 persen angkatan kerja nasional.

“Untuk menjaga agar industri perunggasan bisa berkembang baik, perlu ada koordinasi di antara perusahaan penyedia DOC (day old chick), sehingga tidak terjadi oversupply yang berlebihan yang menjadikan harga menjadi rendah,” ujarnya.

Sementara akademisi Monash University Australia Mulyoto Pangestu PhD memaparkan kondisi industri peternakan di Australia saat ini. Menurutnya, industri peternakan di Australia relatif stabil dan tidak terpengaruh pandemi Covid-19.

“Distribusi dan pemasaran domestik tetap berjalan seperti biasa, termasuk juga industri hulu, hilir dan pendukung,” ujarnya.

Sistem pertanian yang padat alat dan mekanisasi menjadikan kasus Covid-19 hampir tidak ada di daerah-daerah pertanian. Pemerintah Australia menjaga kelangsungan produksi dan penyediaan produk pertanian.

“Yang terpengaruh memang ekspor. Ada penurunan jumlah ekspor, terutama ke China,” ujarnya.

Rayudika Patindra Purba PhD dari Suranaree University of Technology, Thailand mengatakan, kondisi di Thailand relatif sama dengan di Australia. Pandemi Covid-19 di Negeri Gajah Putih yang relatif terkendali menjadikan industri peternakan tak terlalu terpengaruh.

“Di sini (Thailand) pemerintah dan masyarakat sangat disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Semisal, kalau kita ke luar rumah tanpa masker, ada semacam sanksi sosial yang diberlakukan,” katanya.

Talkshow yang digelar secara virtual ini merupakan rangkaian acara Halalbihalal Keluarga Alumni Fapet Unsoed. Halalbihalal diikuti lebih dari 100 peserta lintas angkatan, domisili, dan profesi.

Para alumni Fapet Unsoed tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia, Thailand, Australia, hingga Mozambik. Halalbihalal antara lain dihadiri Wakil Rektor Unsoed Prof Akhmad Sodiq, Ketua Umum Keluarga Alumni Unsoed Astera Primanto Bhakti, mantan Menlu Timor Leste Hernani Filomena Coelho da Silva.


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network