Proses pembuatan degan bakar di waung kelapa di jalan tembus Kelurahan Tunggulrejo, Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten Kendal. (iNews/Eddie Prayitno)

KENDAL, iNews.id –  Lonjakan kasus Covid-19 menjadi berkah tersendiri bagi pedagang kelapa di jalan tembus Kelurahan Tunggulrejo, Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten Kendal.  Mursalin, pedagang kewalahan melayani permintaan degan (kelapa muda) dalam dua pekan terakhir ini.

Dia mengaku sempat menolak beberapa permintaan setiap hari karena tenaganya dirasa tidak mampu. Saat ditemui di tempat usahanya, mursalin mengatakan permintaan degan melonjak tajam sejak kasus Covid-19 di Kendal meningkat.

Pada hari biasa, Mursalin dan seorang karyawannya hanya bisa menjual 30-an buah setiap hari. Permintaan melonjak hingga 100 buah setiap hari.

Khususnya menu degan bakar.  Menurutnya, saat ini masyarakat banyak memburu degan bakar dari pada menu degan lain. Dari seratusan permintaan setiap hari, 70-80 persennya adalah permintaan degan bakar.

Dia mengaku bersyukur karena dagangannya menjadi ramai di tengah pandemi Covid-19. Mayoritas pembelinya mengaku meriang atau tidak enak badan saat membeli degan.

Mursalin sendiri sudah berjualan degan bakar selama 14 tahun. Awalnya, pria asal Bugangan Kota Kendal ini sempat merantau di luar kota dan mengalami sakit.

Dia mencoba meramu obat dengan membakar degan ditambah rempah-rempah seperti jahe dan meminumnya. Merasa punya khasiat untuk menambah daya tahan tubuh, Mursalin pun mulai menekuni profesi penjual degan di daerah kelahirannya.

Dalam racikan degan bakar, dia menambahkan beberapa rempah-rempah alami seperti jahe, alang-alang dan temulawak untuk menambah khasiat air degan.

Harganya pun cukup terjangkau hanya Rp18.000  tiap satu buah degan bakar. Selain itu, pria dua anak ini juga menyediakan menu es degan biasa dan degan wulung.

Dalam proses pembakaran degan, Mursalin menggunakan bara api dari batok dan serabut kelapa di dalam tong selama empat jam. Setiap tong-nya bisa memuat 25 sampai 27 degan sekaligus. Degan yang dipilih pun harus degan yang berkualitas agar tidak pecah saat dibakar.

Tak jarang pembeli harus mengantre karena degan yang dibakar harus benar-benar matang agar rasanya bisa maksimal. “Awalnya saya dulu kan perantau, pernah sakit terus saya obati pakai degan bakar cepat sembuh. Degan bakar dikasih alang-alang, temulawak, jahe. Ada ramuan-ramuan lain dari tumbuh-tumbuhan semua,” kata Mursalim, Minggu (11/7/2021).

“Waktu pandemi pertama ramai sampai 50. Tapi pandemi sekarang memang luar biasa. Sebenarnya kalau mau lebih bisa, tapi nggak mampu tenaganya. Proses pembakarannya saja sampai empat jam. Saya bakar pagi jam 10, matangnya jam 2 siang,” katanya.

Dia berharap, apa yang ia jual bisa bermanfaat untuk semua orang, khususnya bisa membantu dalam menjaga kesehatan tubuh masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Sementara salah seorang penikmat degan bakar mengaku sudah lama berlangganan degan bakar di tempat mursalin. Menurutnya degan bakar yang dibumbui rempah-rempah memiliki rasa yang unik, panas dan segar namun tanpa menghilangkan rasa gurih buah kelapa.

“Saya sering banget beli (degan) di sini, karena sudah menjadi langganan. Jadi kelapa muda yang dibakar ini bagus buat kesehatan tubuh. Di badan merasa hangat,” kada Ade Vian, penikmat degan bakar.

“Kalau degan dibakar ini ada rasa gurihnya. Kemudian keaslian kelapa muda nggak hilang. Ya seger-seger panas dan ada sedikit gurih,” katanya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network