Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr Dhani Redhono Harioputro. Foto: Ist.

SOLO, iNews.id - Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr Dhani Redhono Harioputro mengimbau para orang tua turut mewaspadai hepatitis akut misterius. Penyakit ini memiliki ciri-ciri yang cukup mencolok. 

Ciri-cirinya antara lain ada warna kuning pada bagian mata. Itu merupakan akibat dari bilirubin yang tinggi. Jika kadar bilirubinnya semakin tinggi, kulit anak juga akan menjadi kuning. 

“Mata yang seharusnya putih jadi kuning. Kemudian bisa terlihat di telapak tangan dan kaki. Air seninya juga berwarna seperti teh. Kadang-kadang disertai feses yang berwarna pucat,” kata Dhani melalui siaran pers Humas UNS, Jumat (13/5/2022). 

Selain ciri-ciri tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa penderita biasanya akan mengalami demam, mual atau muntah, badan terasa sakit, hingga diare. Jika anak memiliki tanda-tanda tersebut, disarankan segera membawanya ke dokter.

Dikatakannya, penyakit ini tidak ditularkan antarmanusia. Namun, penularannya melalui media-media tertentu. Pada kasus hepatitis akut, WHO menduga media yang sering menjadi penularan adalah makanan dan minuman.

Hal ini mirip dengan hepatitis A dan E yang penularannya melalui media makanan. Namun, berbeda dengan hepatitis B,C, dan D yang penularannya melalui cairan tubuh.

“Tidak menular antarmanusia, tapi dapat ditularkan melalui beberapa media. Maksudnya kalau memang dugaan terakhir WHO ada dugaan infeksi dari arbovirus, penderita bisa terkontaminasi dari makanan. Jadi makanan atau minuman bisa menularkan virus ini,” ucapnya. 

Untuk mencegah hepatitis akut pada anak, dokter spesialis penyakit dalam ini menyarankan masyarakat agar selalu menaati protokol kesehatan. Peran masker cukup penting untuk menghindarkan diri dari berbagai virus.

Selain itu, dia juga mengimbau para orang tua agar mengingatkan anaknya selalu mencuci tangan sebelum makan. Cuci tangan yang benar dapat menghilangkan virus di tangan.

“Untuk menghindari, tetap menggunakan prokes saat ini. Kedua, cuci tangan dulu sebelum kita mengonsumsi makanan karena ini diduga ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi,” ujarnya. 

Pencegahan lebih baik dari pengobatan. Untuk itu, segeralah melakukan langkah pencegahan sebelum terkena. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network