BOYOLALI, iNews.id – Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto mengatakan ke depan Indonesia akan menghadapi beberapa ancaman aktual. Salah satunya adalah ancaman radikalisme yang dapat memecah belah bangsa.
Menurutnya, saat ini radikalisme merupakan salah satu ancaman yang paling berbahaya. Karena penyebarannya dilakukan melalui adu domba antarumat beragama maupun melalui penyebaran berita hoaks di berbagai media.
“Saya mengimbau kepada adik-adik sekalian untuk dapat menggunakan alat komunikasi dan medsos sebaik-baiknya. Karena mereka masuknya dari sana secara perlahan lahan,” kata Pangdam saat menghadiri Apel Bersama Santri Milenial Generasi Tangguh Patriot Merah Putih di wilayah Kodim 0724/Boyolali.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Huda Doglo, Polri dan Banser NU di Desa Candi Gatak, Kecamatan Cepogo, Senin (14/2/2022).
Seperti halnya dalam penanganan Covid-19 di Indonesia, kata Pangdam, diharapkan dalam menangkal radikalisme seluruh elemen masyarakat termasuk Pemerintah, TNI-Polri dan para ulama saling bersinergi membentuk sistem keamanan rakyat semesta.
Ini dibuktikan dengan dengan pencapaian Indonesia yang berhasil meraih predikat terbaik ke 5 di dunia dalam penanganan pandemi Covid-19.
Selain itu tahun 2045 Indonesia diprediksi akan memasuki era emas di mana ekonomi Indonesia masuk dalam lima besar dunia.
“Kita berharap adik-adik yang ada di Pondok Pesantren Al-Huda Doglo bisa menikmati dan bisa mengantar Indonesia menuju Indonesia Emas di tahun 2045” katanya.
Pangdam menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau yang di dalamnya terdapat kekayaan yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Baik itu berupa flora, fauna maupun adat budaya di mana itu semua merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan. Potensi ini, kata Pangdam, harus dijaga bersama sehingga tidak memunculkan perpecahan maupun konflik sosial di antarsesama.
“Kekayaan tersebut harus kita jaga bersama, jangan sampai karena banyaknya kekayaan menjadi bumerang bagi kita yang dapat menimbulkan perpecahan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pangdam IV/Diponegoro juga menginformasikan bahwa di tahun 2022, TNI AD akan membuka pendaftaran Tamtama maupun Bintara dari santri dan lintas agama.
Editor : Ahmad Antoni
Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto radikalisme pondok pesantren santri milenial tni ad bintara tamtama
Artikel Terkait