Dukun pengganda uang di Kabupaten Banjarnegara, Slamet Tohari (memakai baju tahanan dan penutup muka) saat diminta menunjukkan tempat para korban dikubur, Senin (3/4/2023). Foto: iNews TV Elis Novit.

SOLO, iNews.id – Aksi dukun pengganda uang di Kabupaten Banjarnegara, Slamet Tohari (45) dan Budi Santoso meraup keuntungan sekitar Rp70 juta dari para korban. Sejauh ini, ada 12 korban tewas dalam pembunuhan berantai yang dilakukan. 

Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Ahmad Lutfhi mengatakan, pihaknya terus mengembangkan motif kedua tersangka melakukan aksi pembunuhan. Bedasarkan pengakuan awal tersangka, aksi keduanya dilakukan untuk melunasi hutang.

"Pengakuan awal tersangka melakukan itu untuk nambal utang. Termasuk motifnya untuk memperkaya diri. Ini terus kami kembangkan," kata Ahmad Lutfhi di Solo, Kamis (6/4/2023). 

Aksi yang mereka lakukan telah berlangsung sejak tahun 2020. Kedua tersangka mengiming-imingi korban dengan hasil pengandaan uang mencapai 100 kali lipat.

"Jadi setor Rp50 juta dari Rp5 miliar, Rp70 juta dari Rp7 miliar," ujar Kapolda.

Agar penggandaan berhasil, korban wajib melakukan ritual di sebuah kebun. Pelaku kemudian meminta korban menelan tablet yang mengandung klonidin sebagai sebuah tes dan kemudian diminta meminum cairan potasium sianida. 

Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan oleh Labfor Polda Jateng, 12 korban meinggal dunia positif mengandung sianida. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network